Kok Libur Dipotong? Sri Mulyani: Bukan Dorong Ekonomi, Libur Panjang Bikin Kasus Covid Naik

- 24 November 2020, 10:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram/@srimulyani)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram/@srimulyani) /Instagram/@srimulyani

JAKSELNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan alasan pemerintah pangkas liburan akhir tahun 2020. Libur panjang tidak meningkatkan indikator ekonomi tetapi meningkatkan kasus COVID-19. Konsumsi masyarakat saat libur panjang masih kurang.

"Kita lihat sekarang ini setiap kali libur panjang jumlah kasus COVID-19 naik tapi indikator ekonominya tidak membaik. Dalam hal ini tidak terjadi konsumsi seperti yang kita harapkan," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers “APBN Kita” di Kanal Youtube Kemenkeu RI, Senin 23 November 2020.

Pemerintah sekarang lebih berhati-hati dalam memberikan kebijakan libur akhir tahun 2020 karena mencegah peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

"Kita harus berhati-hati melihatnya, apakah dengan adanya libur panjang masyarakat melakukan aktivitas mobilitasnya tinggi namun tidak menimbulkan belanja dan malah menimbulkan tambahan kasus COVID-19, Itu yang harus kita jaga,"

Sebelumnya, libur panjang tahun ini ada di bulan Oktober namun yang terjadi adalah penurunan ekonomi di berbagai sektor. Ini menjadi salah satu alasan pemangkasan libur akhir tahun 2020.

"Kalau dilihat dari data Oktober dengan jumlah hari kerja menurun, konsumsi listrik di bidang bisnis kemudian manufaktur menurun, dan itu menggambarkan berarti dampaknya ke ekonomi di sektor produksi juga menurun, di konsumsi tidak pick up juga," Ujar Sri Mulyani.

Jika jumlah libur tidak dipangkas, maka pada bulan Desember 2020 jumlah hari kerja hanya 16 hari, lebih sedikit dibanding Desember 2019 yang sebanyak 20 hari kerja. 

"Kita tidak hanya lihat satu sisi tapi semuanya. Aspek kesehatan ekonomi kegiatan usaha dan lain-lain. Ini yang dimaksudkan oleh Presiden apakah jumlah hari kerja atau libur panjang dalam suasana covid menimbulkan dampak unintended yakni jumlah kasus meningkat tapi aktivitas ekonomi tidak terjadi kenaikan," ungkapnya.

Sri Mulyani menambahkan bahwa kendala konsumsi di masyarakat adalah kepercayaan soal penanganan pandemi COVID-19. Untuk itu, pemerintah akan terus meningkatkan upaya penanganan COVID-19 di Indonesia.

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Youtube Kemenkeu RI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x