Psikopat Sebanyak 1 Persen dari Populasi Dunia, Kemungkinan Laki-laki Memiliki Sifat Psikopat Lebih Besar

- 25 Februari 2021, 16:10 WIB
ILUSTRASI// Psikopat
ILUSTRASI// Psikopat /.*/Pixabay

JAKSELNEWS.COM – Jika Anda mendengar kata 'psikopat', karakter seperti apa yang Anda pikirkan? Dalam drama, biasanya karakter psikopat digambarkan berperilaku kasar, terlibat kasus kriminal, dan menjadi pelaku kasus pembunuhan berantai yang mengerikan. Apa saja fakta yang perlu Anda ketahui tentang psikopat?

American Psychological Association (APA) mendefinisikan psikopat sebagai bagian dari Antisocial Personality Disorder (ASPD). Psikopat bukanlah sebuah diagnosis, melainkan sifat yang mungkin dimiliki oleh satu persen dari populasi dunia dengan rasio 3:1 pada pria dibanding wanita.

Sebuah penelitian pada tahun 2010 menunjukkan jika empat persen dari manajer perusahaan menunjukkan sifat psikopat yang kuat. Meski demikian, sifat dan kecenderungan psikopat tidak selalu menandakan bahwa orang tersebut mungkin menjadi kriminal kejam seperti layaknya karakter utama dalam film atau drama loh.

 Baca Juga: Wajib Dinantikan! Drama Korea 'Mouse' Miliki Tim Berpengalaman di Genre Thriller dan Action

Psikopat dapat diwariskan secara biologis ataupun berkembang setelah adanya trauma pada masa kecil atau remaja. Anatomi otak, faktor genetik, serta keadaan lingkungan juga bisa berkontribusi terhadap berkembangnya sifat psikopat.

Biasanya, orang dengan sifat psikopat tidak merasa bersalah, memiliki afeksi yang dangkal, serta cenderung berperilaku impulsif atau antisosial. Mereka dikenal sebagai pribadi yang tidak kenal takut, kesulitan mengendalikan emosi, dan kurang mampu berempati terhadap orang lain.

Berdasarkan penelitianUniversity of Wisconsin-Madison tahun 2017, psikopat memiliki disfungsi pada ventromedial prefrontal cortex dan amigdala. Ventromedial prefrontal cortex berfungsi untuk sentimental, empati dan rasa bersalah. Adanya disfungsi pada bagian ini tentunya menjadikan psikopat kesulitan merasa bersalah dan kurang dapat berempati terhadap penderitaan atau situasi orang lain.

Baca Juga: Aerial Panoramics Pasupati Jadi Jawara, Harian Pikiran Rakyat Rebut Gold Winner!

Sementara itu, amigdala merupakan bagian otak yang penting dalam pemrosesan rasa takut, cemas, dan stres. Adanya disfungsi respons pada amigdala mendorong seorang psikopat dapat berperilaku kejam dan tidak mampu merespon secara empatik.

Halaman:

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x