Ilmuwan Sebut Kol dan Mentimun dapat Kurangi Angka Kematian Covid-19 tapi Sayuran Ini Tidak

- 22 Juli 2020, 13:10 WIB
Ilustrasi sayuran. (Pexels/Buenosia Carol)
Ilustrasi sayuran. (Pexels/Buenosia Carol) /Pexels/Buenosia Carol



Sebuah studi di Eropa menemukan kumungkinan hubungan antara tingkat penyebaran infeksi Covid-19 dengan asupan sayuran tertentu. Studi tersebut menyatakan, dengan meningkatkan rata-rata konsumsi sayuran kol dan timun sebanyak 1 gram per hari, angka kematian di suatu negara bisa ditekan masing-masing 13,6 persen atau 15,7 persen.

Dilansir Jakselnews.com dari Pikiran-rakyat.com yang mengutip South China Morning Post, Profesor Kedokteran Paru dari Universitas Montpellier, Perancis, Jean Bousquet menyebut ada satu jenis sayuran yang justru punya potensi sebaliknya.

Berbeda dengan kol dan timun, sayuran selada tidak menunjukkan respon melawan penyakit.

Studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat ini terbatas pada Eropa. Peneliti juga mengingatkan bahwa hasil studi dipengaruhi oleh angka kematian yang berbeda-beda di tiap negara.

Meski demikian, studi ini disebut sebagai upaya perdana untuk menghubungkan tingkat kematian dengan asupan nutrisi.

Pengaruh asupan nutrisi, kata Bousquet, tidak bisa diabaikan sebagai faktor di balik kematian akibat Covid-19.

Belgia, Inggris, Spanyol, Italia, Swedia, dan Prancis tercatat sebagai negara-negara dengan angka kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Di Belgia misalnya, Covid-19 telah membunuh 800 orang per 1 juta populasi. Angka tersebut dua kali lebih banyak dari Amerika Serikat, negara yang terparah terdampak pandemi.

Ada satu kesamaan di negara-negara tersebut, yakni rendahnya porsi kol dan timun dalam menu asupan makanan mereka.

Di Perancis, rata-rata orang hanya mengonsumsi 1 gram kol sehari, sementara di lima negara lainnya, rata-rata kurang dari 5 gram sehari.

Berbeda dengan di Latvia, di mana orang mengonsumsi rata-rata 30 gram per hari. Di negara ini, angka kematian akibat Covid-19 adalah termasuk yang terendah di dunia, yaitu 16 orang per satu juta populasi.

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x