Mengejutkan, Pernyataan Pertama Paus Fransiskus soal Muslim Uighur di Tiongkok

- 24 November 2020, 10:29 WIB
Paus Fransiskus pertama kalinya sebut Muslim Uighur sebagai kaum yang teraniaya. (Instagram/@franciscus)
Paus Fransiskus pertama kalinya sebut Muslim Uighur sebagai kaum yang teraniaya. (Instagram/@franciscus) /Instagram/@franciscus

JAKSELNEWS.COM - Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, menyebut Muslim Uighur di Tiongkok sebagai orang yang teraniaya untuk pertama kalinya.

Pernyataan ini ditulis oleh Austen Ivereigh dalam sebuah buku berjudul "Let Us Dream: The Path to A Better Future" sebanyak 150 halaman yang mulai beredar di pasaran mulai 1 Desember 2020.

Secara garis besar Sri Paus berbicara tentang perubahan ekonomi, sosial dan politik, yang menurutnya diperlukan untuk mengatasi ketidaksetaraan setelah pandemi berakhir. 

"Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi," kata Paus Fransiskus dikutip Jakselnews.com dari artikel Pikiran Rakyat berjudul Pertama Kali Paus Fransiskus Sebut Muslim Uighur di Tiongkok sebagai Orang Teraniaya.

Hal ini menjadi kali pertama kali Paus Fransiskus menyebut-nyebut orang Uighur. Sebelumnya, ia pernah berbicara tentang Rohingya yang telah melarikan diri dari Myanmar, dan pembunuhan Yazidi oleh ISIS di Irak. 

Para pemimpin agama, kelompok aktivis, dan pemerintah mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi terhadap warga Uighur di Xinjiang, sebuah wilayah yang terpencil di Tiongkok. Di tempat ini lebih dari 1 juta orang ditahan di kamp-kamp.

Bulan lalu, selama konferensi di Vatikan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam Tiongkok atas perlakuannya terhadap orang Uighur.

Pihak Beijing membantah tuduhan itu sebagai upaya untuk mendiskreditkan Tiongkok. Pihaknya mengatakan bahwa tempat itu adalah pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan sebagai bagian dari tindakan kontra-terorisme dan deradikalisasi.

Sebelumnya, Vatikan enggan berbicara tentang Uighur sebelumnya karena sedang dalam proses memperbarui kesepakatan kontroversial dengan Beijing tentang pengangkatan uskup.***

Penulis: Zihan Berliana Ram Ghani

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x