Kota Tua Sana’a, Situs Kota Dunia yang Terancam Punah Oleh Bom dan Banjir

- 13 Agustus 2020, 15:11 WIB
Reruntuhan Kota Sana'a , Yaman. (Aljazeera)
Reruntuhan Kota Sana'a , Yaman. (Aljazeera) /Aljazeera

JAKSELNEWS.COM - Gelombang konflik dan bencana alam di Yaman menjadi ancaman serius bagi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, Kota Sana’a.

Sebelumnya, Kota Tua Sana’a sempat rusak karena menjadi lokasi baku tembak dan saling bom antara pemerintah Yaman dengan pemberontak Houthi. Kini kota bersejarah tersebut kembali dilanda kerusakan oleh banjir besar.

Akibatnya, pemukiman yang sudah berusia 2.500 tahun itu menghilang dan runtuh perlahan. Kekhasan bangunan rumah di Sana’a dengan fasad bata dan jendela kisi putihnya terkikis oleh banjir lumpur beberapa waktu lalu.

Ditambah lagi, pondasi yang telah goyah akibat ledakan bom sebelumnya, situs-situs Kota Sana’a pun menderita kehancuran yang parah.

"Sejak subuh, kami berupaya membersihkan lumpur dari atap dan mengeringkannya. Namun, itu semua sia-sia," kata Ali al-Ward, salah satu penghuni kota tua tersebut.

"Kami tidur dalam ketakutan di dalam perut kami, antara hidup dan mati," sambungnya saat memantau kondisi pasca banjir.

Banjir sendiri sebenarnya telah menjadi peristiwa rutin yang terjadi setiap tahun di Yaman. Namun bencana alam ini kian memperburuk penderitaan warga negara paling miskin di Jazirah Arab tersebut karena konflik sejak 2014 silam.

Berlarutnya konflik antara pemberontak Houthi dan Pemerintah Yaman membuat PBB memasukkannya ke dalam salah satu bencana kemanusiaan terparah di dunia.

Sejak pertengahan Juli 2020, menurut berbagai sumber dan pemerintah lokal tercatat setidaknya 172 orang meninggal dunia di seluruh Yaman.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Di Tengah Konflik Yaman, Situs Warisan Dunia Kota Tua Sana'a Ikut Menderita karena Bom dan Banjir situs bersejarah di Yaman yang terancam hilang bukan hanya Kota Tua Sana’a. Ada juga bangunan ‘pencakar langit’ unik yang terbuat dari tanah di Shibam, Hadramaut.

Adapun di kota Sana’a, data dari pihak Houthi mencatat sekitar 106 bangunan warisan dunia telah remuk dan 156 lainnya rusak berat. Air yang terus merendam kota Sana’a menambah kekhawatiran akan runtuhnya bangunan-bangunan di kawasan tersebut jika perawatan jangka panjang tidak segera dilakukan.

"Sana'a benar-benar mencair. Bom menghantam kota dengan pondasi yang rapuh ini. Hujan menyapu semua yang tersisa di sana," ungkap Doa'a al-Wassiei, pejabat yang mengurusi kawasan historis di Yaman.

"Anggaran benar-benar diperas karena perang, tetapi ini adalah identitas kita dan kita harus melindungi identitas kita sebagaimana kita melindungi negara ini," sambungnya.

Keinginan pemerintah untuk merawat situs-situs tersebut sangat rendah sehingga fungsi perlindungan tidak lagi berjalan. Untuk itu Doa’a meminta supaya pemerintah lebih banyak berkoordinasi dengan organisasi masyarakat terkait upaya konservasi bangunan-bangunan bersejarah tersebut.***

Editor: Setiawan R.
Sumber: Pikiran-rakyat.com/Mahbub Ridhoo Maulaa

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x