Ini Alasan Turki dan Rusia Enggan Beri Selamat ke Joe Biden, Kim Jong-un Terpantau Tetap Bungkam!

- 11 November 2020, 09:43 WIB
Joe Biden dan Kamala Harris menjadi pasangan Presiden dan Wakli Presiden Amerika Serikat kalahkan Donald Trump /Semarangku/Twitter/ @joebiden
Joe Biden dan Kamala Harris menjadi pasangan Presiden dan Wakli Presiden Amerika Serikat kalahkan Donald Trump /Semarangku/Twitter/ @joebiden /

JAKSELNEWS.COM - Kemenangan Joe Biden pada Pilpres AS 2020 menuai banyak ucapan dari para pemimpin negara dunia. Tetapi hal berbeda justru dilakukan oleh Turki dan Rusia.

Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan memberikan ucapan selamat ketika hasil resmi sudah diputuskan. Turki menghormati segala proses demokrasi yang sedang berlangsung di AS.

"Turki akan memberikan selamat kepada presiden terpilih saat hasil pemilu AS menjadi resmi. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada rakyat AS," kata juru bicara tersebut mengutip laman Al Arabiya Rabu (11/11).

Turki dan Rusia tengah menyoroti protes dan sengketa yang saat ini masih terjadi di AS. Terutama terjadi di daerah kemenangan Joe Biden. Hal ini mengacu pada bentuk protes yang dilakukan oleh Donald Trump. Trump menilai adanya kecurangan yang terjadi di Pennsylvania, Michigan, Georgia, dan Arizona.

Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia enggan memberikan selamat kepada presiden AS terpilih, Joe Biden karena menganggap proses penghitungan suara belum selesai. Juru bicara Putin menyampaikan bahwa situasi Pemilu AS 2020 berbeda dari tahun 2016. Pada tahun 2016 lalu, Putin berkomentar agar kandidat mengaku kalah.

"Kami memilih untuk menunggu hasil akhir selesai. Presiden Putin mengingatkan bahwa ia akan menghormati siapapun yang dipilih oleh rakyat Amerika," ujar Dmitry Peskov.

Sementara itu Kim Jong-un juga masih bungkam menanggapi Pemilu AS tersebut. Korea Utara masih memantau dengan hati-hati kekalahan Donald Trump itu. Media Korut terpantau masih bungkam dan enggan membahas pesta demokrasi yang tengah terjadi di AS.

Seperti diketahui hubungan Trump dan Kim Jon-un bisa dikatakan cukup dekat. Trump adalah presiden pertama yang berkunjung ke Korea Utara pada 2019 lalu. Menurut sumber, Korut lebih menyukai Trump ketimbang Biden. Itu karena Joe Biden sangat kritis terhadap Korea Utara dan tidak tertarik berdiplomasi dengan negara itu.

Pengamat juga mengatakan bungkamnya Kim Jong-un dalam menanggapi Pilpres di AS karena mempertimbangkan kedekatan mereka berdua. Meski demikian, Utara tetap mempertimbangkan apapun hasilnya dan bagaimana tanggapan dari para sekutu seperti China dan Rusia. ***

Editor: Winda Destiana Putri


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x