Network
JAKSELNEWS.COM - Masyarakat yang terpapar positif virus Covid-19 dan sedang melaksanakan isolasi mandiri cenderung dikucilkan dan dijauhi oleh tetangga sekitar. Kekhawatiran tertular menjadi alasan munculnya pandangan atau stigma pengucilan di masyarakat.
Sayangnya, stigma ini masih bermunculan di kalangan masyarakat. Bukan suatu kemungkinan menjadi sebuah alasan keengganan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya atau melaporkan kepada pihak desa atau kesehatan jika sudah merasakan kemunculan beberapa gejala terpapar virus Covid-19.
Guna menangani hal ini, diadakanlah program Contact Tracing guna mendeteksi secara dini kemungkinan penyebaran virus covid-19 di kalangan masyarakat. Seperti dalam penyataan Wamenkes dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD yang dikutip dalam laman resmi Kemkes,go.id.
Baca Juga: AS Punya Pasokan Vaksin Corona Melimpah, Namun Joe Biden Katakan Ini
“Target WHO; apabila ditemukan orang terkonfirmasi positif terpapar covid-19, maka akan dilakukan contact tracing kepada 30 orang yang kontak/ berhubungan dengan pasien,” kata Dante.
Hal ini dilakukan dikhawatirkan adanya kontak yang termasuk ke dalam Orang Tanpa Gejala (OTG). Diketahui bersama bahwa pasien OTG cenderung dapat lebih menular karena tidak adanya indikasi gejala terpapar virus Covid-19.
Contact Tracing ditugaskan untuk pencarian kontak juga penyampaian sosialisasi komunal, yaitu memberikan dampak positif secara komunal. Salah satu tugas dasar tracer selain mencari kasus yang mungkin ditimbulkan akibat terinfeksi karena kontak erat juga memberikan edukasi sehingga pasien pasien yang isolasi mandiri tidak merasa dikucilkan.
Baca Juga: Waspada Varian Baru Virus Corona B117 Inggris, Berikut Ciri-Cirinya
Selain pelacakan 30 kontak pasien guna menghindari penyebaran virus dengan tanpa gejala bertugas memberikan sosialisasi, tracer juga melakukan evakuasi pada kelompok-kelompok yang kemungkinan tertular, juga mensosialisasikan jangan sampai mengucilkan orang yang sedang isolasi mandiri.
Artikel Rekomendasi