Perusahaan asal China Bangun Pabrik Baterai Kendaraan di Indonesia, Nilainya Rp38 Triliun!

- 14 Agustus 2020, 07:09 WIB
Ilustrasi kegiatan di pabrik CATL. (China Daily)
Ilustrasi kegiatan di pabrik CATL. (China Daily) /China Daily



JAKSELNEWS.COM
– Perusahaan baterai kendaraan asal China, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) membangun pabrik di Indonesia guna mengembangkan industri baterai dengan dana sebesar US $2,6 miliar atau setara dengan Rp 38,59 triliun.

Hal ini dikatakan oleh Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) pada acara webinar yang diadakan hari ini Kamis 13 Agustus 2020.

"FDI saya lihat angkanya masih cukup tinggi. Misalnya di daerah Morowali, Bintan, dan Halmahera Utara itu angkanya terus naik. Malah kemarin CATL mengumumkan akan investasi lagi untuk lithium baterai 2,6 miliar dolar AS," tutur Luhut seperti dilansir Jakselnews.com dari artikel Gala Media News dengan judul Bawa Dana Rp 38,59 Triliun, Perusahaan Baterai Lithium asal China Bangun Pabrik di Indonesia.

Luhut juga mengatakan guna mendorong upaya hilirisasi produk hasil tambang di Indonesia dilakukan investasi baterai kendaraan listrik ini. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat tantangan berupa penolakan dari masyarakat sekitar.

Menurut Luhut, adanya tenaga kerja asing berguna untuk memberikan pengetahuan dan bermanfaat untuk menciptakan lapangan kerja baru.

"Ada yang suka mempertanyakan soal penggunaan tenaga asing. Tenaga asing itu hanya menjembatani untuk ciptakan lapangan kerja. Untuk transfer teknologi dan meyakinkan bahwa orang yang punya uang itu, uangnya memang diinvestasikan dengan benar," kata Luhut.

Luhut juga menegaskan bahwa perusahaan asing yang berinvestasi dalam pengembangan baterai mobil listrik diharuskan untuk mendidik tenaga kerja lokal, seperti pada pembangunan pabrik baterai lithium terbesar di Indonesia, yaitu Politeknik Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

"Di Morowali ada politeknik, nah ini bagus 600 orang per tahun. Yang mengajar dari ITB, UI, UGM, senior-senior mengajar di sana. Ada praktik, tersedia industrinya. Di mana lagi dapat politeknik seperti ini? Jadi itu bisa menjadi politeknik terbaik di Indonesia. Begitu juga di Konawe Utara, Halmahera tengah," ujarnya.

Sementara itu mengenai tenaga kerja asing, Luhut menjelaskan bahwa hal ini adalah upaya untuk membantu Indonesia masuk ke dalam rantai pasok global.

"Nikel ore inilah yang dulu kita ekspor. Sekarang kita mau membuat lithium battery, lalu kita buat lagi recycling lithium battery, sehingga kita bisa gunakan lagi itu nanti. Ini yang berpuluh-puluh tahun enggak pernah kita buat. Ini kan butuh teknologi, kita kan nggak bisa sendiri," jelasnya.***

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x