Siapa Bilang Sudah Punah? Sistem Barter Kembali Dipakai Petani dan Nelayan di Daerah Ini

- 16 Agustus 2020, 17:03 WIB
Petani dan Nelayan di Pantura. (Zona Priangan)
Petani dan Nelayan di Pantura. (Zona Priangan) /Zona Priangan



JAKSELNEWS.COM
– Sistem barter yang sampai saat ini sudah jarang terdengar ternyata masih digunakan oleh petani dan nelayan asal Jawa Barat. Kerja sama ini awalnya hanya dilakukan di Pantai Utara, Jawa Barat, yang kemudian saat ini sudah diperluas. Selain itu komoditi yang digunakan sebagai alat barter semakin beragam.

“Luar biasa, respon nelayan dan petani sangat tinggi. Ini bisa jadi benteng ketahanan pangan di masa pandemi bagi nelayan dan petani,” ungkap Budi Laksana, selaku Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Pantura, pada Jumat 14 Agustus 2020, dikutip dari Pikiran Rakyat berjudul Selamatkan Petani dan Nelayan dari Tekanan Wabah Covid-19, Sistem Barter Diminati dan Kian Diperluas.

Komoditi yang digunakan untuk pertukaran ini antara lain sayur, buah, dan ikan segar. Pada proses barter, SNI turut mengajak Serikat Petani Indonesia (SPI) Jawa Barat untuk ikut serta.

SNI menyediakan beberapa bahan makanan untuk dipertukarkan oleh SPI diantaranya, ikan olahan Tanjab sebanyak 79 kilogram, ikan segar etong 10 kilogram, dan abon tongkol 43 kilogram. Sedangkan SPI menyediakan 200 kilogram beras, kangkung, buah pisang, sawi, dan sayur bayam.

SPI dan SNI mengatakan bahwa mereka akan menggunakan teknologi digital untuk membuka pasar lebih luas lagi. Selain itu mereka juga berencana untuk mengajak seluruh petani dan nelayan untuk dilibatkan.

“Kita lagi merintis membuka pasar barter. Karena ini masa pandemi, sementara memanfaatkan teknologi digital,” tutur Budi.

Sampai saat ini sudah banyak nelayan dan petani yang bergabung dari berbagai daerah di Jawa Barat diantaranya, Subang, Karawang, Bandung, Cirebon, dan Indramayu.

Proses pembayaran ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam pandemi saat ini. Menurut Budi sistem barter dapat dijadikan benteng ketahanan oleh para petani dan nelayan, terutama bagi petani dan nelayan kategori kecil.

Pada awalnya Budi mengaku bahwa dampak dari pandemi ini sangat dirasakan oleh para nelayan dan juga petani, oleh karena itu Budi mulai melakukan proses barter seperti saat ini dan melibatkan sejumlah kelompok tani yang kemudian akan lebih diperluas.

“Alhamdulillah, ide barter disambut antusias oleh kelompok petani. Sampai sekarang, barter telah menolong ratusan keluarga nelayan dan petani,” ungkap Budi.***

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x