WHO Minta ke Beberapa Negara untuk Berbagi Calon Vaksin dengan Negara Berkembang

19 Agustus 2020, 10:38 WIB
Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Pikiran-rakyat.com/Reuters) /Pikiran-rakyat.com/Reuters

JAKSELNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpesan ke sejumlah negara yang melakukan uji coba vaksin untuk berbagi calon vaksin ke Negara-negara berkembang.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, apabila calon vaksin tidak dibagikan ke Negara berkembang, maka pandemi ini dapat berlangsung lebih lama.

"Negara-negara yang menimbun kemungkinan vaksin Covid-19 sementara tidak memasukkan (negara) yang lain akan memperlambat pandemi," kata Tedros pada konferensi media dilansir Jakselnews.com pada Rabu, 19 Agustus 2020 dari artikel galamedia.pikiran-rakyat.com berjudul WHO Menyerukan Agar Sejumlah Negara Tidak Memperlambat Pandemi Covid-19 di Dunia.

Tedros juga menyampaikan pesan ke Negara-negara untuk bergabung dalam pakta vaksin global.

WHO memiliki tenggat waktu hingga tanggal 31 Agustus 2020 untuk menerima Negara-negara maju bergabung dengan  “Fasilitas Vaksin Global COVAX” untuk berbagi calon vaksin dengan Negara berkembang.

Tedros mengatakan, ia ingin mengajak partisipasi dari 194 negara anggota WHO dalam kegiatan ini.

Hal yang mendorong Tedros untuk mengajak Negara-negara maju bergabung dengan COVAX yaitu ketika Uni Eropa, Inggris, Swiss, dan Amerika Serikat diketahui telah membuat kesepakatan dengan perusahaan yang akan menguji coba vaksin untuk covid-19.

Rusia dan China juga dikabarkan sedang melakukan uji coba vaksin. Namun, WHO khawatir jika kepentingan nasional menghambat kepentingan global.

"Kita perlu mencegah nasionalisme vaksin," kata Tedros dalam siaran virtual di kantor Jenewa, WHO.

"Berbagi persediaan terbatas secara strategis dan global sebenarnya merupakan kepentingan nasional masing-masing negara," lanjut Tedros.

Sudah ada 92 negara miskin tertarik dan mengharapkan fasilitas yang ditawarkan COVAX. Saat ini, 80 negara maju yang sudah setuju untuk mendanai skema tersebut.

"Namun, beberapa negara menunggu tenggat waktu 31 Agustus sebelum membuat komitmen karena persyaratan fasilitas masih diselesaikan," kata Bruce Aylward, yang memimpin inisiatif Accelerator ACT WHO, dilansir Jakselnews.com pada Rabu, 19 Agustus 2020 dari artikel galamedia.pikiran-rakyat.com berjudul WHO Menyerukan Agar Sejumlah Negara Tidak Memperlambat Pandemi Covid-19 di Dunia.

"Kami telah melakukan lebih banyak diskusi dengan kelompok yang lebih luas untuk mengatasi apa yang mungkin menjadi hambatan untuk berkolaborasi, masalah seputar harga, masalah seputar waktu, masalah seputar ekspektasi nasional," lanjut Aylward.

Saat ini sudah terdapat 12 vaksin yang telah diuji coba kepada manusia dan telah memasuki tahap akhir.

Sisanya, lebih dari 150 vaksin masih dalam masa pengembangan.***

Editor: Setiawan R

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler