Arab Saudi Tak Pernah Sudi Bangun Hubungan Diplomatik dengan Israel, Kecuali ...

- 22 Agustus 2020, 19:57 WIB
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud. (JOHN MACDOUGALL)
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud. (JOHN MACDOUGALL) /JOHN MACDOUGALL

JAKSELNEWS.COM - Arab Saudi menegaskan tidak akan membangun hubungan diplomatik dengan Israel hingga mereka mau melakukan penandatangan hukum perjanjian perdamaian dengan Palestina yang diakui secara resmi di tingkat Internasional.

Arab Saudi juga menolak untuk mengikuti Uni Emirat Arab, yang baru - baru ini telah mendeklarasikan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel yang dilakukan dalam bentuk kesepakatan dibantu oleh pihak Amerika Serikat. 

Dengan adanya kesepakatan hubungan diplomatik antar dua negara tersebut, menyebabkan beberapa negara arab lainnya turut mengikuti hal serupa yang dilakukan oleh UAE, terutama Arab Saudi. Tetapi kini, pihak Arab saudi telah menetapkan bahwa mereka benar-benar tidak sudi melakukan hubungan diplomatik dengan Israel, sebelum mereka resmi melakukan perdamaian dengan Palestina. 

Pihak Arab Saudi baru melakukan penegasan ini, setelah mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari pihak Amerika Serikat untuk melakukan hal yang sama, yaitu menerima kesepakatan hubungan diplomatik dengan Israel. 

Tetapi di sisi lain, Pangeran Faisal bin Farhan selaku Menteri Luar Negeri memilih untuk lebih mengutamakan perdamaian di Palestina. Hal ini seakan menjadi persyaratan wajib bagi Israel jika ingin melakukan hubungan diplomatik secara resmi dengan Arab Saudi.

Di samping itu, Trump terus berusaha membujuk pihak Arab Saudi untuk bersedia bergabung dengan UAE dan negara arab lainnya yang telah menjalin kerja sama dengan Israel, hal ini demi membuat suatu hubungan baru yang lebih meluas.

Meski begitu, Pangeran Faisal tetap memilih untuk berpengang teguh pada Prakarsa Perdamaian Arab 2002. Yang mana, prakarsa tersebut berisikan mengenai tawaran hubungan diplomatik dengan Israel sebagai imbalan atas resminya hubungan perdamaian yang dilakukan dengan Palestina, yang dilakukan dengan menghilangkan kekuasaan secara total dari daerah yang telah direbutnya sejak pada tahun 1967 itu.

Daripada menerima tawaran tersebut, ia bahkan kembali memberikan kritik kepada Israel atas kebijakannya dalam pembangunan permukiman di Tepi Barat Palestina. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut tidaklah bersifat resmi dan merugikan bagi kedua belah pihak negara.

Dikutip dari artikel sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul Arab Saudi Ogah Bangun Hubungan Diplomatik dengan Israel, Minta Perdamaian di Palestina, salah seorang dosen di Universitas Essex, Aziz Alghashian mengatakan, “Gagasan bahwa arab saudi akan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel tidak masuk akal.”***

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x