7 Pertanyaan yang Harus Dijawab Seputar Penembakan FPI dan Polisi di Tol Cikampek Menurut IPW

7 Desember 2020, 16:27 WIB
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menyoroti pencopotan Kapolda oleh Kapolri: IPW menjelaskan bahwa pihaknya memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster Habib Rizieq di berbagai tempat. /ANTARA/

JAKSELNEWS.COM - Serangan berupa penodongan senjata api dan senjata tajam oleh pengikut Habib Rizieq Shihab terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin 7 Desember dini hari tadi.

Kabar mengenai hal itu disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran. Ia mengatakan bahwa keenam orang tersebut ditembak setelah berusaha melawan petugas.

“Sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Cikampek-Jakarta KM 50, telah terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas penyelidikan terkait pemeriksaan MRS,” ujar Kapolda Irjen Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya hari ini Senin, 7 Desember 2020.

Setelah peristiwa tersebut, anggota Polri yang menjadi korban penodongan tersebut pun tak tinggal diam dan membuat laporan polisi.

“Ya, benar. Anggota yang menjadi korban akan membuat laporan polisi,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Senin, 7 Desember 2020.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menerangkan bahwa kejadian tersebut dimulai pada saat mobil anggota Polda Metro Jaya tengah mengikuti kendaraan pengikut Habib Rizieq. Namun, tiba-tiba mobil anggota Polda Metro Jaya dipepet dan diberhentikan oleh dua kendaraan pengikut Habib Rizieq.

Diketahui, anggota Polri tersebut kemudian ditodong dengan senjata api dan senjata tajam berupa samurai dan celurit. Lantaran merasa keselamatan jiwanya terancam, anggota Polri itu pun akhirnya mengambil tindakan tegas terukur terhadap kelompok tersebut.

“Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap kelompok yang diduga pengikut Rizieq Shihab yang berjumlah sepuluh orang,” jelas Irjen Pol Fadil Imran.

Dari kesepuluh anggota kelompok tersebut, enam orang meninggal setelah ditembak, sementara empat lainnya melarikan diri.

Indonesia Police Watch (IPW), dalam pernyataan terpisah, mendesak Presiden Jokowi untuk segera mencopot Kapolri Jenderal Idham Azis dan Kabaintelkam Polri Komjen Rycko Amelza, sehubungan terjadinya kasus penembakan yang menewaskan enam anggota FPI di Tol Cikampek, Jawa Barat pada Senin 7 Desember 2020 dini hari.

IPW mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengungkapkan, apa yg terjadi sebenarnya. Sebab antara versi Polri dan versi FPI yang beredar di forum-forum WhatsApp dinilai berbeda penjelasannya.

Seperti diketahui, ada peristiwa penembakan yang melibatkan anggota kepolisian dan anggota laskar FPI di Tol Cikampek. Menurut Kepolisian, bentrok senjata berawal saat anggotanya ditembak Laskar Khusus FPI yang mengawal Habib Rizieq Shihab. 

"Polri mengatakan, anggotanya ditembak Laskar Khusus FPI yang mengawal Rizieq. Apakah benar bahwa Laskar FPI itu membawa senjata dan menembak polisi? Agar kasus ini terang benderang anggota Polri yangg terlibat perlu diamankan terlebih dahulu untuk dilakukan pemeriksaan. Sebab menurut Siaran Pers FPI, rombongan Rizieq lah yang lebih dulu dihadangan sekelompok orang yang berpakaian sipil, sehingga mereka menduga akan dirampok orang tak dikenal di jalan tol," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane.

IPW lantas mempertanyakan beberapa hal. Yang pertama, jika benar FPI mempunyai laskar khusus yang bersenjata, mengapa Baintelkam tidak tahu dan tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini serta tidak melakukan operasi persuasif untuk "melumpuhkannya".

"Kedua, apakah penghadangan terhadap rombongan Rizieq di KM 50 Tol Cikampek arah Karawang Timur itu sudah sesuai SOP, mengingat polisi penghadang mengenakan mobil dan pakaian preman. Ketiga, jika Polri menyebutkan bahwa anggotanya ditembak lebih dulu oleh Laskar Khusus FPI, berapa jumlah tembakan itu dan adakah bukti bukti, misalnya ada mobil polisi yang terkena tembakan atau proyektil peluru yg tertinggal," sambung Neta.

Keempat, lanjut Neta, patut dipertanyakan di mana TKP tewas tertembaknya keenam anggota Laskar Khusus FPI itu karena menurut rilis FPI keenam anggotanya itu diculik bersama mobilnya di jalan tol. Kelima, keenam anggota FPI yang tewas ditembak itu bukanlah anggota teroris, sehingga polisi wajib melumpuhkannya terlebih dahulu karena polisi lebih terlatih dan polisi bukan algojo tapi pelindung masyarakat.

"Keenam, jalan tol adalah jalan bebas hambatan sehingga siapa pun yang melakukan penghadangan di jalan tol adalah sebuah pelanggaran hukum, kecuali si pengandara nyata-nyata sudah melakukan tindak pidana. Ketujuh, penghadangan yang dilakukan oleh mobil sipil dan orang orang berpakaian preman, patut diduga sebagai pelaku kejahatan di jalan tol, mengingat banyak kasus perampokan yang terjadi di jalanan yang dilakukan orang tak dikenal. Jika polisi melakukan penghadangan seperti ini sama artinya polisi tsb tidak promoter," ujar Neta panjang lebar.

Dengan tewas tertembaknya keenam anggota FPI itu, IPW menuding bahwa Kapolri Idham Azis adalah yang dinilai paling bertanggungjawab.

"Tidak promoternya Idham Azis dalam mengantisipasi kasus Rizieq sudah terlihat sejak kedatangan pimpinan FPI itu di Bandara Soetta, yang tidak diantisipasi dengan profesional tapi terbiarkan hingga menimbulkan masalah," tutupnya.***

Editor: Setiawan R

Tags

Terkini

Terpopuler