Akhir-Akhir Ini Cuaca Terasa Lebih Panas, Ini Penjelasan BMKG

7 September 2020, 16:12 WIB
Akhir-akhir ini cuaca panas, ini penjelasan dari BMKG. (Pixabay) /Pixabay

JAKSELNEWS.COM - Diketahui bahwa cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia akhir-akhir ini terasa sangat panas dari biasanya. Bahkan, di daerah yang biasanya mempunyai cuaca dingin, suhu udara bisa mencapai lebih dari 30 derajat celsius pada siang hari.

BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pun menjelaskan penyebabnya. 

Dikutip Jakselnews.com dari artikel Galamedia.Pikiran-Rakyat.com berjudul Kok Cuaca Akhir-akhir Ini Terasa Lebih Panas Ya? BMKG Beberkan Penyebabnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan BMKG tersebut, terdapat dua teori untuk menjelaskan penyebab kondisi cuaca bisa terasa lebih panas seperti sekarang.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Iklim BMKG, Supari, mengatakan bahwa kedua teori itu sama-sama bertumpu pada pola kemarau tahun ini.

Ia pula menjelaskan, teori pertama adalah karena kombinasi suhu yang tinggi dan kelembaban yang juga tinggi.

Supari lebih lanjut menjelaskan bahwa berdasarkan data yang dimiliki BMKG, kemarau tahun ini menyebabkan suhu permukaan rata-rata di seluruh Indonesia menjadi lebih tinggi.

Lantas, cuaca pun jadi terasa lebih panas dari biasanya.

Selama bulan Agustus, suhu udara bisa mencapai 24-27 derajat Celcius atau lebih tinggi satu derajat daripada suhu normal.

Sementara kelembaban udara permukaan sepanjang Agustus juga lebih lembab dari biasanya. Hal tersebut berkisar lima persen di atas kelembaban normal.

"Kondisi udara lembab dengan suhu tinggi menyebabkan udara terasa lebih gerah," ungkap Supari.

Supari juga menyampaikan soal teori kedua, yakni adanya radiasi yang dilepaskan bumi terperangkap oleh awan di atmosfer paling bawah.

Kondisi itu terjadi akibat kemarau tahun ini di beberapa wilayah disertai dengan pertumbuhan awan yang relatif lebih banyak dibanding biasanya.

Menurutnya, hal tersebut juga ditandai dengan kondisi hujan di atas normal di sejumlah tempat.

"Ada teori yang mengatakan bahwa ketika banyak terbentuk awan, maka radiasi yang dilepaskan bumi menjadi terperangkap di atmosfer bawah. Sehingga menambah rasa gerah," lanjut Supari.

Dengan dua teori tersebut, Supari selanjutnya menjelaskan, ada kemungkinan bahwa fenomena panas yang berlebih disebabkan gabungan di antara keduanya.***

Editor: Setiawan R

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler