7 Pertanyaan yang Harus Dijawab Seputar Penembakan FPI dan Polisi di Tol Cikampek Menurut IPW

- 7 Desember 2020, 16:27 WIB
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menyoroti pencopotan Kapolda oleh Kapolri: IPW menjelaskan bahwa pihaknya memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster Habib Rizieq di berbagai tempat.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menyoroti pencopotan Kapolda oleh Kapolri: IPW menjelaskan bahwa pihaknya memberi apresiasi pada TNI yang sudah melakukan penurunan poster Habib Rizieq di berbagai tempat. /ANTARA/

IPW mendesak agar segera dibentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk mengungkapkan, apa yg terjadi sebenarnya. Sebab antara versi Polri dan versi FPI yang beredar di forum-forum WhatsApp dinilai berbeda penjelasannya.

Seperti diketahui, ada peristiwa penembakan yang melibatkan anggota kepolisian dan anggota laskar FPI di Tol Cikampek. Menurut Kepolisian, bentrok senjata berawal saat anggotanya ditembak Laskar Khusus FPI yang mengawal Habib Rizieq Shihab. 

"Polri mengatakan, anggotanya ditembak Laskar Khusus FPI yang mengawal Rizieq. Apakah benar bahwa Laskar FPI itu membawa senjata dan menembak polisi? Agar kasus ini terang benderang anggota Polri yangg terlibat perlu diamankan terlebih dahulu untuk dilakukan pemeriksaan. Sebab menurut Siaran Pers FPI, rombongan Rizieq lah yang lebih dulu dihadangan sekelompok orang yang berpakaian sipil, sehingga mereka menduga akan dirampok orang tak dikenal di jalan tol," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane.

IPW lantas mempertanyakan beberapa hal. Yang pertama, jika benar FPI mempunyai laskar khusus yang bersenjata, mengapa Baintelkam tidak tahu dan tidak melakukan deteksi dan antisipasi dini serta tidak melakukan operasi persuasif untuk "melumpuhkannya".

"Kedua, apakah penghadangan terhadap rombongan Rizieq di KM 50 Tol Cikampek arah Karawang Timur itu sudah sesuai SOP, mengingat polisi penghadang mengenakan mobil dan pakaian preman. Ketiga, jika Polri menyebutkan bahwa anggotanya ditembak lebih dulu oleh Laskar Khusus FPI, berapa jumlah tembakan itu dan adakah bukti bukti, misalnya ada mobil polisi yang terkena tembakan atau proyektil peluru yg tertinggal," sambung Neta.

Keempat, lanjut Neta, patut dipertanyakan di mana TKP tewas tertembaknya keenam anggota Laskar Khusus FPI itu karena menurut rilis FPI keenam anggotanya itu diculik bersama mobilnya di jalan tol. Kelima, keenam anggota FPI yang tewas ditembak itu bukanlah anggota teroris, sehingga polisi wajib melumpuhkannya terlebih dahulu karena polisi lebih terlatih dan polisi bukan algojo tapi pelindung masyarakat.

"Keenam, jalan tol adalah jalan bebas hambatan sehingga siapa pun yang melakukan penghadangan di jalan tol adalah sebuah pelanggaran hukum, kecuali si pengandara nyata-nyata sudah melakukan tindak pidana. Ketujuh, penghadangan yang dilakukan oleh mobil sipil dan orang orang berpakaian preman, patut diduga sebagai pelaku kejahatan di jalan tol, mengingat banyak kasus perampokan yang terjadi di jalanan yang dilakukan orang tak dikenal. Jika polisi melakukan penghadangan seperti ini sama artinya polisi tsb tidak promoter," ujar Neta panjang lebar.

Dengan tewas tertembaknya keenam anggota FPI itu, IPW menuding bahwa Kapolri Idham Azis adalah yang dinilai paling bertanggungjawab.

"Tidak promoternya Idham Azis dalam mengantisipasi kasus Rizieq sudah terlihat sejak kedatangan pimpinan FPI itu di Bandara Soetta, yang tidak diantisipasi dengan profesional tapi terbiarkan hingga menimbulkan masalah," tutupnya.***

Halaman:

Editor: Setiawan R


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini