Ini Beda Jumlah Peserta Upacara HUT RI di Istana Merdeka dan Peserta Online

- 18 Agustus 2020, 12:28 WIB
Upacara virtual HUT ke-75 RI. (Portal Surabaya)
Upacara virtual HUT ke-75 RI. (Portal Surabaya) /Portal Surabaya

JAKSELNEWS.COM – Seluruh rangkaian upacara peringati HUT Kemerdekaan RI ke-75 tahun ini diselenggarakan secara daring, hal ini dilakukan untuk mengikuti protokol kesehatan, Senin 17 Agustus 2020. Upacara daring ini mencetak rekor dunia sebagai upacara pertama yang memiliki peserta terbanyak.

Dalam upacara ini peserta yang hadir pada pertemuan secara daring tersebut ada sebanyak 17 ribu orang. Sedangkan peserta yang mengikuti upacara secara langsung di Istana Merdeka hanya ada 67 orang, termasuk dengan 14 orang yang berdiri di mimbar dan 20 orang peserta upacara. Penghargaan yang diberikan sekaligus menjadi hadiah kemerdekaan untuk Indonesia.

“Ini bukan sekadar rekor di Indonesia, tapi rekor dunia karena belum pernah ada penyelenggaraan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan negara manapun diselenggarakan secara daring, maka dengan ini secara resmi, Museum Rekor Dunia Indonesia menganugerahkan piagam penghargaan kepada Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia,” ujar pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Jaya Suprana melalui sambungan konferensi video, Senin 17 Agustus 2020, dikutip dari Cetak Rekor Dunia, Upacara HUT ke-75 RI Secara Daring Pertama Kali Terjadi dengan Peserta Terbanyak.

Piagam yang diberikan bertuliskan “Piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia dianugerahkan dengan bangga dan hormat kepada Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia atas penyelenggaraan rekor sebagai pemrakarsa dan penyelenggara upacara peringatan HUT kemerdekaan secara daring dengan peserta terbanyak di dunia”, yang kemudian diserahkan kepada Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono di kantor Kementerian Sekretariat Negara.

Jaya mengatakan bahwa ini bukan hal yang biasa, ini merupakan rekor yang istimewa dan belum pernah terjadi di persada Indonesia, yang juga merupakan upacara secara daring pertama dalam sejarah.

“Kami juga menyampaikan penghargaan kepada Kementrian Sekretariat Negara yang mengajak generasi muda untuk ikut menjadi penyelenggaraan yang akbar ini, terima kasih,” tambah Jaya.

Upacara kali ini memang berbeda dengan upacara yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Satu hal yang sangat membedakan adalah tidak adanya proses sakral yakni pemberian bendera pusaka kepada Paskibraka. Pada upacara tahun ini, bendera pusaka langsung dibawa oleh Paskibraka, Indrian Puspita Rahmadhani.***

Editor: Setiawan R

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini