Industri Otomotif di Indonesia Sedang Memasuki Periode Recovery

8 Oktober 2020, 20:06 WIB
Suzuki All New Ertiga (Pikiran-rakyat) /Pikiran-rakyat

JAKSELNEWS.COM - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali dijalankan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta, setelah sebelumnya sempat adanya kelonggaran yang membuat gairah industri otomotif di Indonesia bangkit.

Seperti yang diketahui, pada bulan Mei 2020 penjualan mobil di Indonesia turun atau anjlok hingga 95 persen dari tahun 2019.

Hal ini membuat produsen otomotif merevisi target penjualan mobil tahun 2020. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang tadinya menargetkan 1,05 juta unit menjadi 600 ribu unit saja.

Namun penurunan jumlah penjualan mobil di Indonesia masih lebih baik daripada negara-negara lain yang terkena dampak Corona. Indonesia tercatat sebagai negara ke-15 dengan penjualan mobil paling banyak di dunia.

4W Marketing Director PT SIS, Donny Saputra mengungkapkan bahwa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan adanya penurunan jumlah penjualan pada periode Maret-April 2020 dan saat ini sedang memasuki periode recovery.

"Gaikindo menjelaskan pada Maret-April 2020, market turun 600 ribu. Di suzuki selama pandemi ini terbagi tiga periode, yakni periode Adaptasi sebagai periode awal pandemi, lalu periode Transisi, setelah itu periode recovery," ungkap Dony pada saat bincang virtual bersama Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT), Rabu.

Dony melanjutkan bahwa pada periode adaptasi terdapat adanya kondisi penurunan pada periode April-Mei, yang biasa disebut dengan kondisi negatif. Lalu, pada periode Juni-Juli yang disebut oleh Suzuki periode kedua, keadaan industri otomotif Indonesia mulai membaik.

"Semoga periode ketiga, yakni Agustus-September ini semakin membaik lagi bahkan hingga akhir tahun ini," jelas dia.

Dony menilai untuk mengembalikan keadaan seperti semua, tidak hanya pemerintah yang harus berperan namun produsen otomotif juga harus ikut terjun.

"Yang bisa mempengaruhi kontraksi market sejauh ini adalah kondisi ekonomi, dimana saat ini cenderung negatif. Lalu yang kedua adanya stimulus produk. Stimulus produk merupakan kewajiban dari produsen. Stimulus ketiga adalah regulasi pemerintah," kata dia.

Stimulus produk yang saat ini sedang diusulkan, yakni kebijakan pajak kendaraan baru nol persen akan memberikan dampak yang baik untuk kemakmuran dan juga keberlangsungan dari industri otomotif Indonesia.

"Jadi apabila bulan September - Desember ini terdapat stimulus, maka akan mendorong tren positif. Terkait resesi, pastilah ada dampaknya, tetapi tinggal bagaimana kita meminimalisirnya saja," tutur dia.

Sementara itu kehadiran kendaraan niaga dari New Carry Pick Up memiliki peran yang cukup besar dari segi ritel kontribusi, yakni mencapai 55 persen.

Sementara itu, kendaraan penumpang dari All New Ertiga menyumbang sebesar 15 persen dan Suzuki XL7 11 persen. Besarnya kontribusi kendaraan niaga karena didorong faktor kebutuhan perusahaan untuk mencari pendapatan.***

Editor: Setiawan R

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler