JAKSELNEWS.COM – Pemerintah fokuskan pertanian digital dan pengolahan komoditas untuk nilai tambah dalam program pembangunan jangka menengah yang berlaku hingga 2024.
Hal itu tertuang dalam RPJMN 2020-2024 yang terdapat dua strategi, yaitu meningkatkan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan serta meningkatkan nilai tambah, tenaga kerja, dan investasi di sektor riil dan industrialisasi.
Strategi pertama yang ditingkatkan adalah kualitas konsumsi, keamanan serta fortifikasi dan biofortifikasi pangan. Strategi tersebut berbeda jauh dari RPJMN sebelumnya yang banyak berorientasi hanya pada produk.
Baca Juga: Jatinangor Research Institute Ungkap Nasib Petani Sayuran Organik di Era Digital
Selain itu, ada peningkatan pada produktivitas sumber daya manusia yang berkelanjutan di bidang pertanian dan kepastian pasar, peningkatan produktivitas sumber daya pertanian berkelanjutan dan digitalisasi pertanian, serta perbaikan tata kelola sistem pangan nasional.
Sebelumnya pada 18 Februari 2021, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan Microsoft Indonesia untuk mengembangkan serta memperkuat ekosistem pertanian berbasi data digital secara nasional.
MoU tersebut dinilai dapat membantu meningkatkan distribusi informasi dan produktivitas yang lebih tinggi, mulai dari membangun platform kolaboratif, menangkap kumpulan data pertanian seperti hasil panen, data cuaca, permintaan pasar dan harga, hingga membangun model machine learning.
Selanjutnya pada strategi kedua, pemerintah menekan nilai tambah dari produk pertanian dengan pengolahan hasil pertanian, kehutanan, perikanan kelautan, dan nonagro yang terintegrasi dari hulu ke hilir. ***
Artikel Rekomendasi