Network
JAKSELNEWS.COM - Presiden Joko Widodo membuka perdagangan perdana 2022 Senin, 3 Januari. Presiden menegaskan ekonomi Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan mulai dari varian baru covid -19 hingga gangguan-gangguan ekspor.
“Kita tahu masih akan banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi. Baik omicron, baik kenaikan inflasi, baik nanti tapering off, baik kehilangan kontainer dimana-mana, baik negara-negara lain yang mengalami kelangkaan energi, yang ini akan mengganggu mungkin ekspor kita. Saya kira tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi,” kata Jokowi.
Namun Presiden meyakini bahwa Indonesia mampu melalui tantangan itu semua dengan kerja keras dan mewujudkan pemulihan ekonomi. “Sepanjang tahun 2021, kita berkutat dengan dua kerja besar, memutus rantai penyebaran virus dan menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh,” tulis Jokowi seperti dilihat dalam akun Instagramnya @jokowi.
Baca Juga: 4 Fokus OJK untuk Pasar Modal 2022, Salah Satunya Mengkomodasi Emiten Berbasis Tekonologi
Indonesia mengatakan pernah mengalami resesi, pertumbuhan minus, pelambatan ekonomi di banyak sektor dan ketidakpastian.“Dengan semangat kerja keras, bangsa ini bertahan. Perekonomian kita pada kuartal III/2021, tumbuh 3,51 persen (yoy). Di sisi lain pandemi mendorong dunia baru, peradaban digital, e-commerce misalnya mencapai nilai US$24,8 miliar tahun ini,” tuturnya.
Jokowi juga mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD 34,4 miliar. Ekspor Indonesia year on year naik 49,7%. Lalu keyakinan konsumen meningkat dari bulan Maret 2021 sebesar 113,8 menjadi 118,5 di bulan November.
Jokowi mengatakan tidak hanya itu spending index juga sudah naik ke 120,5. Konsumsi listrik untuk industri tumbuh juga 14,5, sementara untuk bisnis 5,7. Kemudian purchasing manager index (PMI) manufacture PMI naik menjadi 53,9. Jokowi mengatakan angka-angka tersebut harus ditingkatkan di tahun 2022. ***
Artikel Rekomendasi