Gempa Bumi Bertubi-tubi di Islandia, Kemungkinan Letusan Gunung yang Dahsyat

16 Maret 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi peta Islandia (Freepik) /Freepik

JAKSELNEWS.COM  - Penduduk Islandia merindukan tidur nyenyak tanpa terganggu getaran dari puluhan ribu gempa bumi selama berminggu-minggu.

Para ilmuwan setempat mengatakan bahwa peristiwa ini disebut peristiwa seismik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mungkin akan berakhir dengan letusan gunung berapi yang dahsyat.

“Saat ini kami merasakannya terus-menerus. Ini seperti sedang berjalan di atas jembatan gantung yang rapuh,” kata Rannveig Gudmundsdottir, seorang penduduk di Grindavik yang dilansir dari laman The Guardian.

Baca Juga: Mari Simak Gunung di Indonesia Yang Berpotensi Timbulkan Tsunami

Grindavik terletak di bagian selatan semenanjung Reykjanes yang terdapat penghubung vulkanik dan seismik, sehingga terjadi lebih dari 40.000 getaran gempa bumi sejak 24 Februari 2021. Peristiwa tersebut melebihi jumlah gempa bumi yang tercatat di sana tahun lalu.

Terletak di antara lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara, Islandia sering mengalami gempa bumi karena lempeng tersebut perlahan-lahan bergerak ke arah yang berlawanan dengan kecepatan sekitar 2 cm setiap tahun.

Sumber gempa bumi beberapa minggu terakhir ini adalah kumpulan besar batuan cair atau magma bergerak sekitar 1 km (0,6 mil) di bawah semenanjung. Beberapa dari gempa tersebut memiliki kekuatan hingga 5,7 SR.

Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas dan Lava Pijar sejauh 800 meter

Pihak berwenang di Islandia memperingatkan letusan gunung berapi yang akan segera terjadi di semenanjung itu pada awal Maret. Beruntungnya, peristiwa itu tidak akan mengganggu lalu lintas udara internasional atau merusak infrastruktur penting di dekatnya.

Para ahli memperkirakan lava akan meletus dari celah-celah di tanah. Kemungkinan menghasilkan air mancur lava yang dahsyat hingga ketinggian 20 sampai 100 meter di udara.

Sejak tahun lalu, pihak berwenang memberlakukan rencana darurat untuk Grindavik. Salah satu pilihannya, yaitu menempatkan penduduk setempat di Atlantik Utara. ***

Editor: Setiawan R

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler