Harga Kedelai Naik, Ketua DPD RI Buka Suara

- 5 Januari 2021, 10:30 WIB
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin, 4 Januari 2021.
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin, 4 Januari 2021. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp./

LaNyalla Mahmud Mattalitti mengungkapkan bahwa kondisi ini harus segera disiasati agar tidak berdampak pada menurunnya stok kedelai di Indonesia.

"Sejak pandemi, kedelai impor turun 11,5 persen sehingga hanya 2,3 ton kedelai impor yang masuk Indonesia, akhirnya harga kedelai naik," tuturnya,

Minggu lalu para produsen tahu dan tempe mogok produksi selama beberapa hari karena tingginya harga kedelai di pasaran.

Ketua DPD RI berharap mogok produksi kedelai tidak lagi terjadi karena membuat tempe dan tahu menjadi langka

Ia juga berharap produsen tidak menaikkan tinggi harga tempe dan tahu meskipun harganya sedang naik. Produsen bisa memotong kecil potongan tahu dan tempe.

"Mungkin bisa disiasati dengan memperkecil potongan tahu dan tempe, lalu kalaupun memang harganya harus naik, jangan terlalu signifikan. Karena masyarakat yang akan dirugikan," ujar LaNyalla.

Ketua DPD RI juga mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) agar produksi kedelai lokal bisa ditingkatkan agar tidak bergantung pada impor kedelai. 

DPD mendorong Kementan untuk melakukan riset benih unggul, dan teknologi budidaya komoditas kedelai di Indonesia.***

 

Penulis: Zihan Berliana Ram Ghani

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x