Hati-Hati di Media Sosial, Diduga Ada Provokator Sebut Teroris Katedral Rekayasa

- 1 April 2021, 00:45 WIB
Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu 28 Maret 2021. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)
Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu 28 Maret 2021. (ANTARA FOTO/Arnas Padda) /ANTARA FOTO/Arnas Padda

JAKSELNEWS.COM – Peneliti terorisme Ridlwan Habib mengungkap adanya provokator yang menyebut teroris aksi bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar adalah rekayasa.

Hal itu ditemukan pasca serangan teroris di gereja Katedral setelah Densus 88 terus mengembangkan penyelidikannya.

Ridlwan Habib juga mengatakan jaringan teroris yang menyiapkan bom sudah ditangkap di Bekasi, jadi ketika ada yang menyebutkan aksi tersebut adalah rekayasa, orang tersebut patut diperiksa.

“Pihak yang menyebut bom Makassar rekayasa atau konspirasi harus ditangkap Densus 88 dan diperiksa. Sebab, provokator itu bisa mempengaruhi penyidikan yang sedang berlangsung,” ujar Ridlwan sebagaimana dikutip dari Antara.

Baca Juga: Menko Polhukam Ajak Kerjasama Warga untuk Tangkap Jaringan Teror Bom di Makassar

“Karena itu, pihak-pihak yang tidak percaya dan menyebut terorisme adalah rekayasa harus ditangkap dan dicek jangan-jangan dia adalah anggota teroris,” tutur alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Menurut Ridlwan Habib, ormas JAD ini memiliki anggota kelompok teroris yang beroperasi di media sosial dengan tujuan mengaburkan penyelidikan polisi sekaligus membuat masyarakat tidak percaya.

Ridlwan menyebut aliran JAD adalah ‘salafi jihadis’ yang memperbolehkan serangan kepada orang kafir. Latar belakang ‘salafi jihadis’ memang aliran wahabi. Namun, tidak semua pengikut wahabi yang menjadi ‘salafi jihadis’. Ada juga salafi dakwah yang berpihak pada pemerintah. ***

Editor: Setiawan R


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x