Begini Strategi Transformasi Menuju Koperasi Modern

26 April 2022, 14:12 WIB
Ilustrasi: Begini Strategi Transformasi Menuju Koperasi Modern /Foto: Ist

JAKSELNEWS.COM - Dalam mewujudkan 150 koperasi modern pada tahun 2022. Kementerian Koperasi dan UKM akan memfokuskan dalam pengembangan koperasi sektor riil, khususnya koperasi pangan seperti pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan. 

“Untuk itu saya minta Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) mengidentifikasi dan melakukan kurasi terhadap koperasi sektor rill untuk dikembangkan menjadi koperasi modern,” kata Deputi Bidang Perkoperasian KemenkopUKM Ahmad Zabadi.

Zabadi menambahkan, PPKL diangkat dalam upaya pendampingan kepada koperasi untuk lebih profesional dalam penerapan Good Cooperative Governance (GCG).

Tugas tambahan PPKL adalah identifikasi dan pendataan produk-produk koperasi modern yang layak untuk didaftarkan dalam laman E-Katalog LKPP. Mengingat anggaran kementerian/lembaga dan BUMN 40 persen dibelanjakannya untuk produk Koperasi dan UMKM.

Zabadi menambahkan, SDM koperasi diberikan pelatihan untuk dapat meningkatkan profesionalitas, penguatan tata kelola dan manajerial, keuangan, serta bisnis koperasi. “Koperasi kita bekali agar menjadi koperasi modern melalui beberapa strategi,” tandas Zabadi.

Di antara strategi tersebut, pengembangan model bisnis koperasi modern melalui korporatisasi pangan, pengembangan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok, serta pengembangan Koperasi Multi Pihak.

Baca Juga: Drama Baru Lee Jong Suk dan YoonA SNSD Big Mouth, Tayang Juli Mendatang

Lalu strategi digitalisasi Koperasi menciptakan model/pola baru koperasi yang relevan dengan perkembangan zaman, tuntutan perubahan sosio-budaya, dan kebutuhan model bisnis. 

Untuk itu, lanjut Zabadi, pemerintah telah menerbitkan Permenkop dan UKM No. 8 Tahun 2021 tentang Koperasi dengan Model Multi Pihak.

Ada juga pengembangan koperasi melalui pemekaran/spin-off Koperasi, sebagai bentuk perluasan usaha sesuai kebutuhan anggota dan pemanfaatan dana lebih koperasi.

“Koperasi juga didorong membentuk konsorsium bisnis, seperti patungan membangun SPBU, Rumah Sakit, pabrik Kelapa Sawit,” papar Zabadi.

Asisten Deputi Pengembangan SDM dan Jabatan Fungsional Nasrun Siagian menekankan pentingnya penyelenggaraan pelatihan.

Seperti kepada pengurus, pengelola dan anggota koperasi serta Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan, adalah untuk memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat terhadap koperasi.

“Karena tantangan utama dalam pengembangan koperasi di Indonesia adalah rendahnya minat masyarakat berkoperasi. Masyarakat masih kerap memandang koperasi sebagai lembaga yang kurang terpercaya,” tutup Nasrun. 

Editor: Ririn Wulandari

Sumber: Kemenkop UKM

Tags

Terkini

Terpopuler