Kepri Siap Buka Safe Travel Corridor Guna Gaet Wisatawan di Tengah Pandemi

- 22 Maret 2021, 16:25 WIB
Salah satu objek wisata di Kepulauan Riau (Kepri)
Salah satu objek wisata di Kepulauan Riau (Kepri) /Dok: Kemenparekraf

JAKSELNEWS.COM - Pandemi virus corona yang belum juga usai tidak hanya merugikan perekonomian, namun sektor pariwisata pun terkena imbas. Destinasi wisata di kawasan Kepulauan Riau (Kepri) yang berbatasan langsung dengan Singapura pun ikut terdampak.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, kembali melakukan rapat koordinasi dengan kementerian/lembaga, Pemprov, Pemkot/Pemkab, dan pelaku usaha sektor pariwisata terkait, untuk memastikan bahwa Kepulauan Riau siap membuka kembali perbatasan melalui safe travel corridor yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah Kepri pada 21 April 2021. Ada dua zona yang akan disiapkan yaitu Nongsa dan Bintan Lagoi.

Dalam rakor tersebut, Menparekraf menilai bahwa Kepulaan Riau telah memenuhi syarat dari segi fisibilitasnya. Mencakup pintu masuk utama, orbitasi yang hanya 20 km dari Singapura dengan waktu tempuh 40 – 60 menit khusus ke Batam dan Bintan. Lalu direct access, terdapat rute langsung yang menghubungkan dari pelabuhan ferry Singapura menuju Pelabuhan Nongsapura di Batam dan Bandar Bintan Telani di Lagoi Bintan.

Baca Juga: Menilik Kepulauan Ungu, Alternatif Wisata yang Wajib Dikunjungi di Korea Selatan

"Saya sudah mencoba semua rute dan ini bisa segera kita persiapkan untuk pembukaan safe travel corridor dengan Singapura," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan resminya.

Selain itu, Nongsa dan Bintan Lagoi juga memiliki aksesibilitas, amenitas, dan atraksi yang lengkap dan penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sudah dijalankan dengan ketat dan disiplin.

"Meskipun begitu, 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) tetap ditingkatkan, dan 3T (testing, tracing, and treatment) diperkuat. Pelaku usaha hotel dan restoran juga harus dipastikan sudah tersertifikasi CHSE, terlebih lagi pada zona prioritas, yaitu Nongsa dan Bintan Lagoi. Dengan hal ini, kita dapat memberikan rasa confident kepada wisatawan," kata Menparekraf.

Untuk wisatawan asing yang nantinya masuk ke dua zona tersebut, diharapkan melakukan PCR-test terlebih dahulu. Lalu, pada saat kedatangan wisatawan akan melalui proses testing genose.

"Setelah itu akan ada aplikasi dimana kita bukan hanya bisa mentrace, tapi juga mentracking movement wisatawan," ujarnya.

Halaman:

Editor: Winda Destiana Putri


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini