Studi Terbaru Ungkap Penyebab Antibodi Tidak Efektif Lawan Virus Omicron

- 23 Januari 2022, 12:40 WIB
Ilustrasi. kasus Omicron belum ditemukan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ilustrasi. kasus Omicron belum ditemukan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. /Pixabay/Alexandra_Koch

JAKSELNEWS.COM - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan penyebab antibodi menjadi tidak efektif dalam menghadapi virus Omicron yang lebih cepat menular ketimbang varian lain.

Temuan ini berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh University of Minnesota.

Penelitian ini bertajuk "Varian Omicron SARS-CoV-2: Fitur unik dan dampaknya pada antibodi yang sudah ada sebelumnya" pertama kali diterbitkan dalam Journal of Autoimmunity.

Jurnal tersebut diterbitkan oleh Kamlendra Singh, seorang profesor di University of Missouri College khusus Kedokteran Hewan dan asisten direktur peneliti Inti Interaksi Molekuler dan Pusat Ilmu Kehidupan Obligasi.

Dalam studi ini, para peneliti mengumpulkan data tentang mutasi yang ditemukan pada protein lonjakan (S-protein) dari varian Omicron.

Protein S mengacu pada struktur besar yang menonjol dari permukaan lapisan terluar virus, dan paling sering dikaitkan dengan bentuk sel Covid-19.

Tim peneliti juga menemukan jumlah mutasi yang belum pernah ada sebelumnya pada protein S Omicron.

Dalam analisisnya, para peneliti ini menganalisis urutan virus yang tersedia bersama dengan data struktural pada protein lonjakan untuk memahami kemungkinan dampak dari jumlah mutasi yang tinggi pada pengikatan antibodi terhadap virus.

Sebelumnya, setelah seseorang divaksinasi, akan memberikan antibodi yang cukup untuk mencegah infeksi ulang, varian Omicron telah membuktikan sebaliknya.

Mereka mengidentifikasi terdapat 46 mutasi varian, hal itu dilakukan dengan menggunakan urutan lengkap varian Omicron.

Baca Juga: Memiliki Kormobid, Dua Pasien Varian Omicron Meninggal

Dari jumlah tersebut, 23 di antaranya belum diidentifikasi dalam varian virus sebelumnya.

Dari 46 mutasi yang ditemukan, 30 diidentifikasi dalam protein S sementara sisanya terletak di tempat lain di sel virus.

Selain itu, para peneliti juga menganalisa tim apakah hai ini berkaitan dengan kurangnya respons antibodi terhadap varian tersebut.

Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa mutasi spesifik menciptakan gangguan pada permukaan virus sehingga mencegah antibodi untuk mengikatnya, sementara yang lain mengakibatkan hilangnya interaksi antara antibodi dan virus, sehingga membuat antibodi tidak efektif melawan virus yang sangat berbahaya.

Studi ini menunjukkan bahwa imunisasi yang sudah ada sebelumnya (baik dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya) mungkin tidak lagi dapat memberikan perlindungan optimal terhadap varian Omicron, memungkinkannya untuk melewati antibodi dan masuk ke dalam sistem kekebalan.

Baca Juga: Lapor Kendala Soal Minyak Goreng Satu Harga di Hotline Ini, Bisa WA atau Email

“Tujuan antibodi adalah untuk mengenali virus dan menghentikan pengikatan, yang mencegah infeksi,” kata Singh dari penelitian tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Jerussalem Post pada Minggu, 23 Januari 2022.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya menemukan banyak mutasi pada varian Omicronyang terletak tepat di tempat antibodi seharusnya meningkat.

Sehingga, lanjutnya, para peneliti tersebut menunjukkan bagaimana virus tersebut berevolusi.

“Namun, kami menemukan banyak mutasi pada varian Omicron terletak tepat di tempat antibodi seharusnya mengikat, jadi kami menunjukkan bagaimana virus terus berevolusi sedemikian rupa sehingga berpotensi lolos atau menghindari antibodi yang ada, dan oleh karena itu. terus menginfeksi begitu banyak orang," katanya.***

Editor: Ariyanti

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x