Daftar Perusahaan Penghasil Sampah Plastik Dunia, Lima Merek Teratas Produknya Ada di Indonesia

- 13 Desember 2021, 09:00 WIB

JAKSELNEWS.COM - Lebih dari 99% plastik terbuat dari bahan bakar fosil. Dikutip dari breakfreefromplastic.org, #breakfreefromplastic (BFFP) menantang perusahaan yang memicu polusi plastik dan krisis iklim untuk mengungkap, mengurangi, dan mendesain ulang produk mereka sekarang. Polusi plastik saat ini menjadi isu besar dalam keadilan iklim.

BFFP merilis laporan yang merupakan hasil kolaborasi dari anggota Break Free From Plastic dan mitra, serta dibantu 11.184 sukarelawan yang mengaudit 440 merek di 45 negara. Mereka mengumpulkan 330.493 lembar sampah plastikl Hasilnya, sebanyak 58% di antaranya ditandai dengan merek-merek besar dunia.

Dalam temuan ini, The Coca-Cola Company menjadi korporasi penghasil sampah plastik paling besar di dunia.  Brand Audit Report 2021 menemukan sampah plastik perusahaan tersebut tersebar di 39 negara.

Baca Juga: Pengin Jalan-jalan, Cek Dulu Tingkat Kebersihan Lokasi Tujuan Wisata di InDOnesia CARE

⁠Industri minuman kemasan, PepsiCo, yang merupakan pesaing Coca-Cola berada di urutan kedua. Sampah plastik PepsiCo ditemukan di 35 negara.⁠


Selanjutnya, Unilever, yang berada di peringkat ketiga. Lalu ada Nestle, dan Procter & Gamble. Mereka ada di urutan keempat dan kelima. Sampah dari tiga korporasi ini ditemukan para relawan BFFP di 30 negara.

BFFP menyatakan perubahan hanya dapat terjadi jika perusahaan dan pemerintah mengambil tindakan yang berarti sekarang.  

Baca Juga: Sudah Desember, Saatnya Evaluasi Keuangan dan Mengingat-ingat Apakah Pernah Defisit

“Gerakan kami menyatukan lebih dari 2.300 organisasi yang mewakili jutaan pendukung di seluruh dunia. Kami mengkampanyekan perubahan sistemik melalui pendekatan menyeluruh yang menangani polusi plastik di seluruh rantai pasok,” tulis laporan tersebut.

Disebutkan juga bahwa Korporasi harus bertanggung jawab penuh dampak plastik yang mereka hasilkan, mulai dari ekstraksi hingga pembuangan. Jika perusahaan hanya berfokus pada pengelolaan sampah dan daur ulang, maka tidak akan mampu mengatasi bagian hulu terkait dampak produksi plastik.*** 

Halaman:

Editor: Ririn Wulandari

Sumber: breakfreefromplastic.org


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x