4 Fakta Vaksin Sinovac, Mulai dari Efikasi hingga Efek Samping

13 Januari 2021, 12:33 WIB
5 Fakta Vaksin Sinovac. /Ilustrasi Vaksin Covid-19. /ROSFOTO/Getty Images/iStockphoto

 

JAKSELNEWS.COM – Vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah resmi dimulai hari ini Rabu (13/1).

Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi pandemi COVID-19 itu dimulai dengan penyuntikan vaksin pertama kepada Presiden Joko Widodo pagi hari ini. Sebelumnya pada Selasa (12/1) kemarin, 15 juta bahan baku vaksin COVID-19 asal Sinovac telah tiba di Indonesia.

Pemerintah pun telah menargetkan vaksinasi di Indonesia agar selesai dalam kurun waktu satu tahun atau 12 bulan. Berikut 4 fakta yang harus Anda ketahui mengenai vaksin Sinovac.

1. Mendapat izin BPOM dan MUI

Vaksin Sinovac sendiri telah mendapatkan sertifikat Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sertifikasi Halal dan Suci dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut BPOM, vaksin Sinovac telah memenuhi standar medis dengan memastikan keamanan, dosis, dan efek sampingnya. Untuk menjamin mutu vaksin, yang mencakup pengawasan mulai dari bahan baku, proses pembuatan hingga produk jadi vaksin telah sesuai dengan standar penilaian yang berlaku secara internasional.

2. Efikasi sebesar 65,3 persem

Vaksin Sinovac memiliki angka efikasi sebesar 65,3 persen yang telah dibuktikan pada saat masa uji klinik yang terkontrol di Bandung. Besaran angka efikasi tersebut pun didapat dari perbandingan kelompok yang divaksin dan tidak divaksin.

"Dengan angka efikasi yang sudah melampaui standar minimal, maka sudah sangat bermakna dalam mencegah kejadian infeksi baru, baik pada penerima vaksin maupun populasi yang tidak menerima vaksin," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.

Oleh sebab itu, Wiku mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu ragu terhadap efektivitas vaksin lantaran vaksin Sinovac telah melampaui standar minimal yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yakni sebesar 50 persen.

3. Efek samping

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan pada konferensi pers yang digelar Senin (11/1) lalu bahwa efek samping yang dialami setelah menerima vaksin COVID-19 Sinovac berada dalam tingkat rendah.

Berdasarkan hasil evaluasi vaksin Sinovac yang diperoleh dari studi klinik fase 3 di Indonesia, Turki, dan Brazil yang dipantau sampai periode tiga bulan setelah penyuntikan dosis kedua, vaksin tersebut terbukti aman.

Vaksin sinovac memiliki efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan. Adapun efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam.

Lebih lanjut, Penny mengatakan bahwa efek samping berat yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 hingga 1 persen berupa sakit kepala, gangguan kulit, dan diare. Efek samping tersebut merupakan efek samping yang kerap terjadi ketika seseorang menerima dosis vaksin, sehingga tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.

4. Imunogenitas hingga 99 persen

Adapun vaksin Sinovac telah terbukti menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi serta imunogenitas atau kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam konferensi pers pada Senin (11/1).

“Pada uji klinis tahap tiga di Bandung imunogenitas menunjukkan hasil yang baik,” jelas Penny.

Penny mengatakan bahwa vaksin Sinovac telah terbukti menunjukkan kemampuannya untuk membentuk antibodi yang tinggi, yakni sebesar 99,23 persen.***

Editor: Husain F.P

Tags

Terkini

Terpopuler