Beredar Baliho Puan Maharani di Sejumlah Daerah, Membuat Popularitas Dirinya Meningkat

- 10 Agustus 2021, 13:28 WIB
Salah satu baliho Puan Maharani yang ukurannya super besar di titik keramaian.
Salah satu baliho Puan Maharani yang ukurannya super besar di titik keramaian. /Jurnal Soreang /Tangkapan layar Twitter

JAKSELNEWS.COM - Misi PDI Perjuangan dalam memasang baliho Puan Maharani di sejumlah daerah di Indonesia, membuat pupularitas Puan Maharani meningkat.

Hal ini diketahui berdasarkan data yang diperoleh dari Drone Emprit.
 
Tingkat kepopuleran Puan Maharani dengan dipasangnya baliho-baliho tersebut membuat percakapan yang terkait dengan baliho Puan Maharani meningkat.
 
Peningkatan terjadi di sejumlah platform mulai dari media sosial hingga menjadi pembahasan di berita online atau daring.
 
Pemantauan yang dilakukan Drone Emprit sejak 7 Juli hingga 7 Agustus menyuguhkan hasil popularitas dan eksposur Puan Maharani di berita online serta di Twitter menempati urutan empat besar.
 
 
Ismail Fahmi yang merupakan pendiri Drone Emprit menjelaskan ada sejumlah tokoh yang masuk dalam pemantauan tersebut.
 
Eksposur masing-masing tokoh di berita online dan Twitter mulai dari yang teratas, yakni Anies baswedan 43 persen berita daring dan 50 persen Twitter, Ganjar Pranowo 25 persen daring serta 27 persen di Twitter.
 
Selanjutnya ada sosok Ridwan Kamil dengan 19 persen berita daring serta 12 persen Twitter dan Puan Maharani dengan 13 persen berita daring, untuk eksposur di Twitter sebesar 12 persen.
 
Anies Baswedan yang berada di urutan pertama dikatakan ismail Fahmi kerap diserang di media sosial dan hal tersebut turut mendongkrak popularitasnya.
 
"Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi. Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen," ujar Ismail
 
 
Lanjut Fahmi juga mengatakan, tren popularitas Puan dalam sebulan terakhir hampir mengejar tren Ganjar.
 
Ia menjelaskan bahwa popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral.
 
"Tak peduli sentimennya apa," ujarnya dilaporkan Antara.
 
Dari popularitas diharapkan nanti akan naik favorabilitas-nya (sentimen positif dan negatif), lalu dikapitalisasi jadi elektabilitas.
 
"Teorinya begitu. Kenyataan di lapangan bisa bermacam-macam faktor yang berpengaruh," lanjut Fahmi
 
 
Sementara itu disisi lain, Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi, menilai baliho atau billboard memberikan "efek oh" untuk pengenalan awal seorang tokoh politik.
 
"Efek oh itu, maksudnya oh ada menteri namanya ini, oh ternyata ada ketua DPR yang namanya ini," ujar Hasan
 
Dijelaskan juga bahwa "efek oh" diperlukan sebagai awal, pengenalan, dari seorang tokoh, kemudian sisanya sang tokoh sendiri yang harus melengkapinya menjadi elektabilitas.
 
Menurutnya, elektabilitas tidak mungkin didapat tanpa pengenalan. Oleh karena itu, teknik konvensional lewat baliho bisa menjadi pembuka untuk pengenalan, kemudian dilanjutkan dengan teknik lain yang lebih canggih.
 
"Jadi, (baliho) menurut saya sah-sah saja dicoba," ujarnya.***

Editor: Husain F.P

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x