Petisi Desak Menteri Risma Minta Maaf Telah Ditandatangani 12 Ribu Orang Lebih

- 14 Desember 2021, 09:41 WIB
Petisi desak Menteri Risma minta maaf.
Petisi desak Menteri Risma minta maaf. /Change.org

JAKSELNEWS.COM - Hingga Selasa pagi petisi berisi desakan agar Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta maaf karena memaksa para Teman Tuli untuk berbicara sudah ditandatangani 12.400 orang lebih. Petisi ini dilayangkan melalui change.org pasca tindakan Risma pada peringatan Hari Disabilitas Internasional 2021.

Dalam petisi yang diberi Judul, "Ibu Risma, Minta Maaf Yuk karena Sudah Memaksa Teman Tuli Berbicara", para penandatangan mengingatkan, bahwa kesalahan bisa terjadi. Yang penting bersedia mengakui dan minta maaf, agar bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun.

“Minta maaf bukan berarti kalah, tapi ikut membangun pola pikir saling menghormati dan mengajarkan ke publik apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang pejabat public,” tulis salah satu penandata tangan Nursyamsi.

Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Menerima Visionary Award dari US ASEAN Business Councill

“Petisi ini bukan untuk mempermalukan beliau kami hormat dan sayang, kami siap dirangkul dan bergandengan tangan tahukah Ibu, kami belajar banyak dari anak-anak kami belajar saling menghargai, saling menghormati dan yang pasti kami terus belajar kosa isyarat,” tambah Lies Arum dari Yogyakarta.

Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia yang menyampaikan  petisi menyatakan Menteri Risma belum mau mengakui kesalahannya. “Ketika warganet protes, ia bilang kalau ia tidak memaksa. Ia hanya ingin para Teman Tuli memaksimalkan pemberian Tuhan, dan agar ketika mereka sedang ada masalah, bisa berteriak minta tolong,” tulis petisi tersebut.

Baca Juga: Daftar Perusahaan Penghasil Sampah Plastik Dunia, Lima Merek Teratas Produknya Ada di Indonesia

Disebutkan dalam penjelasan, pernyataan Risma merupakan sebuah bentuk audisme. Audisme ini terjadi ketika seorang yang bisa mendengar merasa lebih ‘hebat’ daripada yang Tuli, sehingga memaksakan para orang Tuli untuk ikut cara berbicara mereka yang bisa mendengar. Ini terjadi karena merasa berbicara secara verbal lebih baik daripada bahasa isyarat.

Jaringan Masyarakat Tuli Indonesia, meminta agar ibu Mensos Risma menyampaikan permintaan maaf secara resmi melalui akun Kemensos dan disiarkan secara luas melalui media massa dan media sosial. Jaringan juga meminta jajaran Kemensos sampai ke daerah untuk menghargai masyarakat tuli dan hak-hak mereka, termasuk menggunakan bahasa isyarat.***

Halaman:

Editor: Ririn Wulandari

Sumber: Change.org


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x