160 Juta Orang Indonesia Cari Kerja di 2045, Ini Kata Sri Mulyani

- 20 November 2020, 11:24 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram/@smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Instagram/@smindrawati) /Instagram/@smindrawati

JAKSELNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan 52 persen dari 309 juta jiwa penduduk berusia produktif pada tahun 2045 akan mencari pekerjaan. Sri Mulyani memperkirakan 160 juta orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan pada tahun tersebut.

"Proyeksi demografi 309 juta populasi, 52 persen usia produktif dan mereka jelas adalah angkatan kerja dan mereka butuh pekerjaan atau akan menciptakan pekerjaan," ungkap Sri Mulyani dalam Diskusi Virtual berjudul Serap Aspirasi Implementasi UU Cipta Kerja Bidang Perpajakan.

Sri Mulyani menyatakan pemerintah harus melakukan beberapa upaya agar ratusan juta orang itu benar-benar menjadi penduduk yang produktif di tahun 2045. 

“Ini pasti butuh infrastruktur yang baik, butuh regulasi yang tidak membebani, birokrasi yang tidak menambah beban," ujar Sri Mulyani.

Reformasi di bidang pendidikan perlu dilakukan dengan menyediakan seluas-luasnya pelatihan agar menciptakan tenaga kerja yang berkualitas. Pemerintah juga menjadikan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagai modal penciptaan lapangan kerja.

UU Cipta Kerja menjadi gerbang bagi pemerintah untuk menarik investasi. Salah satu untuk menarik investasi adalah sektor perpajakan. Pemerintah merombak besar-besaran aturan perpajakan demi menarik investasi. Dengan masuknya investasi, maka penciptaan lapangan kerja semakin mudah terjadi di tanah air.

"Maka itu UU Cipta Kerja ini menjadi terobosan paling penting," ujanya.

Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia, pendapatan akan mencapai US$ 23.199 per kapitanya. Struktur ekonomi yang lebih produktif dengan sektor jasa yang maju.

Indonesia harus mampu menyediakan infrastruktur yang lebih banyak, serta memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM Indonesia juga harus memiliki tingkat adopsi teknologi yang tinggi, serta terdapat perencanaan kewilayahan yang matang.***

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x