Petani Lebih Pilih Pupuk Kimia Dibanding Pupuk Organik, Komisi VI DPR: Khawatir Produksi Lahan Tidak Maksimal

- 1 Februari 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi petani.
Ilustrasi petani. /Pikiran-Rakyat.com/Aris MF

Memprediksi perkembangannya (prognosis), hingga akhir tahun 2021, PT. Pupuk Indonesia akan memproduksi pupuk sebanyak 13.533.512 ton, di mana 834.600 ton merupakan pupuk organik.

Sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian mengatakan, kebijakan pupuk bersubsidi bagi para petani Indonesia untuk menunjang produktivitas tanaman mencapai nilai manfaat di atas 250 persen.

Baca Juga: Samsung Galaxy S21 Series 5G Rilis di Indonesia, Ernest Prakasa Ungkap Keunggulannya

Mentan juga memaparkan bahwa berdasarkan luas baku sawah nasional mencapai 7,46 juta hektar, memerlukan subsidi pupuk sebanyak 21 juta ton.

Namun, hanya 9 juta ton pupuk yang baru bisa pemerintah penuhi subsidinya, di mana untuk tanaman pangan, yakni padi baru teralokasikan subsidi pupuk sebanyak 6,1 juta ton. 

“Jika dibandingkan dengan anggaran yang digunakan rata-rata dari 2014 sampai 2020, yakni sebesar Rp28,1 triliun, maka nilai manfaatnya mencapai di atas 250 persen," kata Syahrul dalam Rapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin, 25 Januari 2021.

Baca Juga: Bareskrim Polri Periksa Abu Janda Soal Islam Arogan

Syahrul mengatakan meski dengan alokasi terbatas, nilai tambah produksi tanaman sebagai dampak dari kebijakan pupuk bersubsidi mencapai Rp98,4 triliun berdasarkan dengan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Menurut data Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tahun 2018, produksi tanaman padi di Indonesia mencapai 5,19 ton per hektar (ha) di mana volume tersebut lebih tinggi dari negara produsen beras lainnya, seperti Thailand yang hanya 3,09 ton per ha; Filipina 3,97 ton per ha; India 3,88 ton per ha; serta Pakistan 3,84 ton per ha.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran-rakyat.com)

Halaman:

Editor: Setiawan R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x