Menkeu Waspadai Dampak Omicron terhadap Pemulihan Ekonomi

- 2 Februari 2022, 15:43 WIB
Menkeu Waspadai Dampak Omicron terhadap Pemulihan Ekonomi
Menkeu Waspadai Dampak Omicron terhadap Pemulihan Ekonomi /kemenkeu

JAKSELNEWS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati selaku ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menekankan bahwa pemulihan ekonomi telah terjadi hampir di semua sektor dan semakin merata pada tahun 2021.

“Meskipun demikian, kecepatan pemulihan dari berbagai sektor masih sangat tergantung pada jenis aktivitas usaha dan dampak dari pandemi terhadap sektor-sektor tersebut,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers KSSK, Rabu 2 Februari 2022.

KSSK melihat terdapat potensi risiko yang perlu diwaspadai, baik itu dari sisi domestik maupun global. Potensi risiko dari sisi domestik berkaitan dengan meningkatnya kasus Covid-19 yang sekarang terjadi, terutama oleh varian Omicron.

Indonesia akan tetap belajar melihat semua bukti mengenai dampak omicron, baik di Indonesia maupun negara lain yang sudah mengalami gelombang omicron terlebih dahulu, yaitu pada Kuartal IV-2021.

"Kalau protokol kesehatan tetap terjaga maka dampaknya dari sisi aktivitas perekonomian diharapkan akan bisa terjaga dan tidak terlalu dalam seperti yang terjadi di Kuartal I tahun 2021," ungkapnya.

Baca Juga: Bora Cherry Bullet juga Positif Covid-19

Sementara, risiko dari sisi global berasal dari gangguan rantai pasok di tengah kenaikan permintaan yang kemudian mendorong terjadinya kenaikan tekanan inflasi, terutama akibat kenaikan harga energi, serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

“Ini sejalan dengan pengumuman percepatan kebijakan normalisasi The Fed di dalam merespon tekanan inflasi di Amerika Serikat yang meningkat, yaitu pada bulan Desember 2021 telah mencapai 7% year-on-year. Dari sisi global, kita juga mewaspadai peningkatan tensi geopolitik di kawasan Baltik,” ujar Menkeu.

Kinerja Ekonomi

Kinerja ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan pemulihan yang semakin menguat tercermin dari perbaikan indikator ekonomi di berbagai sektor, seperti mobilitas masyarakat yang telah mencapai level pra pandemi, dan keyakinan konsumen serta penjualan eceran atau ritel yang meningkat kuat.

Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur bertahan di zona ekspansif, konsumsi listrik sektor industri dan bisnis juga mengalami kenaikan, serta kinerja positif penjualan kendaraan bermotor dan semen.

Di sisi lain, laju inflasi tetap rendah dengan indeks harga konsumen 2021 berada di level 1,87 persen year-on-year (yoy).

Baca Juga: Selidiki Aliran Investasi, Satgas Penanganan Koperasi Bermasalah Gandeng OJK

Kondisi neraca perdagangan juga mengalami surplus dan berlanjut hingga bulan Desember 2021 dan secara akumulatif pada tahun 2021 telah mencapai surplus USD35,34 miliar. Sementara, cadangan devisa berada pada level USD144,9 miliar, setara 8 bulan impor barang dan jasa.

“Itu adalah indikator-indikator yang menandakan pemulihan ekonomi meningkat dan aktivitas masyarakat yang juga positif,” kata Menkeu.

Kinerja ekonomi yang menunjukkan performa positif ini harus terus dijaga dan diakselerasi untuk mendorong pemulihan yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Akselerasi vaksinasi perlu terus diperkuat sebagai salah satu langkah utama dalam pengendalian Covid-19

Editor: Ririn Wulandari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x