Tips Memilih Pesantren yang Aman dan Layak Ala Kemenag

- 4 Februari 2022, 12:51 WIB
Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, sampaikan tips memilih pesantren yang aman dan layak
Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, sampaikan tips memilih pesantren yang aman dan layak /kemenag

JAKSELNEWS.COM- Mulai dari Presiden RI KH Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, hingga menteri dan kepala daerah yang pernah menjadi santri pesantren.

“Ini sesungguhnya memberikan fakta bahwa pesantren adalah tempat yang aman, layak, dan tepat untuk pengembangan anak bangsa,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani, di Jakarta.
 
Dhani, begitu ia biasa disapa mengungkapkan, belakangan eksistensi pesantren sedikit terganggu akibat adanya isu kekerasan seksual dan terorisme yang muncul dan menyeret pesantren.

Kekerasan seksual yang marak ini menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang tua yang ingin menitipkan anaknya dalam pengasuhan pendidikan pesantren. 

Baca Juga: Profil Malea Emma, Artis Cilik Keturunan Indonesia Salah Satu Pemeran Utama Film Hollywood Afer Yang
 
Ia menuturkan, kekhawatiran semacam ini tidak perlu muncul jika orang tua memahami bagaimana sesungguhnya pesantren sehingga bisa memilih tempat pendidikan yang tepat.

Bertumpu pada Rukun Pesantren

“Saya ingin mengingatkan bagi seluruh anak bangsa, terutama kepada seluruh orang tua yang hari ini ingin menitipkan anaknya dalam proses pendidikan pondok pesantren perlu melihat apakah lembaga yang  menyebut dirinya pesantren memiliki arkanul ma’had (rukun pesantren),” tutur Dhani. 
 
Ada lima hal yang menjadi arkanul ma’had yang bisa digunakan untuk memilih pesantren. Pertama, kiai  di pesantren menjadi figur teladan sekaligus pengasuh yang membimbing santri.

“Lihat sanad keilmuannya. Sanad keilmuannya jelas, ada kiainya. Jangan menitipkan ke pesantren yang gurunya hanya satu tunggal,” pesan Dhani. 

Baca Juga: Cara Pesan Tiket DAMRI Lewat KAI Acces
 
Rukun selanjutnya yang harus terpenuhi adalah adanya santri mukim, adanya pondok atau asrama, ada fasilitas masjid atau musalla, serta kajian kitab kuning.

“Jadi perhatikan, sanad keilmuannya, ada kiainya, memiliki fasilitas yang baik, dan ada pembelajaran kitab kuning,”tegas Dhani. 
 
“Dan tentu saja pesantren bersifat inklusif. Orang tua boleh nengok, masyarakat boleh lihat. Dengan demikian saya bisa mengatakan pesantren aman dan layak menjadi tempat orang tua menitipkan pendidikan anak,” tutupnya.***

Editor: Ririn Wulandari

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x