Review Drama Flower of Evil & It’s Okay to Not be Okay: Kesamaan juga Pelajaran Berharga

24 September 2020, 17:13 WIB
Poster Flower of Evil /Instagram tvN

 

JAKSELNEWS.COM - Seperti yang diketahui bersama, drama korea Flower of Evil dan It’s Okay to Not Be Okay telah selesai. Berakhirnya dua drama tersebut menimbulkan kesan mendalam bagi para penggemarnya. Secara tidak disadari, terdapat beberapa kesamaan konsep dalam dua drama produksi tvN ini yang dapat diambil sebagai pelajaran berharga. 

Jakselnews telah merangkum review dua drama ini dalam 3 persamaan sekaligus pelajaran berharga tersebut di bawah ini. Mari simak bersama.

Penyakit mental merupakan penyakit serius

Drama It's Okay To Not Be Okay Kstarlive

Sedih tapi nyata, penyakit mental di Indonesia masih dianggap sebagai hal tabu. Beberapa orang menganggap penyakit mental terjadi karena kurangnya ibadah, dianggap lemah, dan menjadi aib dalam keluarga. Mari kita ingat kembali drama Flower of Evil dan It’s Okay to Not Be Okay.

 

Koo Moon-young disebut mengalami kelainan jiwa anti sosial dan halusinasi, sedangkan Do Hyun Soo juga didiagnosis menderita kelainan jiwa tidak memiliki empati juga tidak mampu merasakan emosi. Sama dengan penyakit fisik, penyakit mental membutuhkan penanganan yang tepat. Apa yang terjadi pada mereka saat tidak mendapat perawatan? Penyakit tersebut diibaratkan menggerogoti jiwa dari dalam. Penderita dapat kehilangan dirinya sendiri bila tidak mendapat pengobatan yang tepat di tangan ahli.

Mari kita tegaskan bersama, penyakit mental bukanlah aib dan sama seriusnya dengan penyakit fisik. Penyakit mental membutuhkan penanganan dan pengobatan di tangan ahli. 

Penyakit mental dapat sembuh

Keluarga Do Hyun Soo Instagram tvN

Sama dengan penyakit fisik, penyakit mental juga dapat sembuh bila diobati. Tengok kembali Koo Moon-young yang akhirnya dapat bersosialisasi dengan bebas seperti orang lain. Setelah bertemu dengan Moon Gang Tae, mereka mulai saling membuka diri, saling menemani, dan saling mengobati pada akhirnya. Koo Moon-young telah mendapat ‘obat’ yang ia butuhkan.

Di sisi lain, Do Hyun Soo yang tidak bisa merasakan empati dan emosi, pada akhirnya bisa sungguh-sungguh jatuh cinta pada istri dan anaknya. Ia mampu merasakan kasih sayang dan melindungi mereka tanpa memanipulasi atau mengambil keuntungan dari itu. Bila Anda atau orang yang Anda kenal menderita penyakit mental, segeralah meminta bantuan kepada ahli dan yakinkan di dalam diri bahwa Anda bisa sembuh.

Pentingnya peranan keluarga

Drama It's Okay To Not Be Okay Kstarlive

Bila ditarik garis ke atas, penyakit mental yang kedua tokoh tersebut alami, terjadi akibat disfungsi dalam keluarga. Keluarga yang seharusnya berfungsi mendukung dan melindungi, tapi dalam kedua drama itu, menjadi penyebab Koo Moon-young dan Do Hyun Soo menderita penyakit mental.

Koo Moon-young menjadi anti sosial karena ‘dikurung’ oleh ibunya sejak kecil. Ia tidak diizinkan untuk keluar rumah dan bermain dengan teman sebayanya. Ibunya terus mengatakan bahwa Moon-young adalah milik sang ibu sampai gadis itu ketakutan dan akhirnya mengalami halusinasi. Hingga dewasa, Moon-young berhalusinasi bahwa ibunya ada di sampingnya dan melarang gadis itu untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Sementara Do Hyun Soo terlahir dengan kondisi tidak memiliki empati dan emosi. Namun hal itu semakin parah setelah Ibunya pergi dari rumah. Meski pernah dirawat oleh psikiater saat berusia 13 tahun, tapi hal itu kurang ‘efektif’ karena doktrin dari ayahnya. Sang ayah sering terlihat mendoktrin Hyun Soo untuk menjadi psikopat pembunuh berantai seperti dirinya. Ditambah lagi setelah ayah Hyun Soo meninggal dunia dan kejahatannya terungkap. Do Hyun Soo menjadi sasaran kemarahan warga desa serta memberi stereotip dirinya merupakan penerus jejak sang ayah.

Hal ini menjadi gambaran kedudukan keluarga dalam kehidupan. Pentingnya peranan dan sosialisasi keluarga dapat menjadi ‘penentu’ seperti apa karakter seorang anak.

Itulah 3 kesamaan yang menjadi pelajaran berharga dalam drama Flower of Evil dan It’s Okay to Not Be Okay. Kedua drama ini juga disebut sebagai drama terbaik sepanjang tahun 2020. 

Bagaimana menurut pendapat Anda?***

Editor: Husain F.P

Tags

Terkini

Terpopuler