JAKSELNEWS.COM - Bank Indonesia (BI) kabarnya berencana untuk menerbitkan mata uang digital yang disebut Rupiah Digital. Lalu, bagaimana nasib uang kertas dan uang logam?
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan bahwa kemungkinan di masa depan tidak perlu melakukan pencetakan uang lagi. Namun, hal tersebut dilakukan saat masyarakat sudah nyaman menggunakan mata uang digital.
"Sampai semua orang merasa nyaman dengan bentuk digital currency, sampai di titik itu tidak diperlukan lagi," kata Erwin, pada Jumat, 26 Maret 2021.
Baca Juga: Facebook Ingin Bangun Fitur Khusus Mantan Narapidana
Erwin juga mengatakan bahwa untuk tidak mencetak uang lagi perlu kehati-hatian. Hal ini dikarenakan, Indonesia terdiri dari ratusan ribu pulau dan tidak semua tempat punya akses teknologi dan internet.
Erwin menjelaskan bahwa uang digital tersebut prinsipnya tetap Rupiah namun hanya bentuknya saja yang berbeda.
Selain itu, Erwin juga menjelaskan bahwa mata uang digital dapat mempercepat proses migrasi transaksi ke non-tunai. Maka dari itu juga dapat mendorong percepatan transformasi digital.
Baca Juga: Perankan Putri Diana, Kristen Stewart Kesulitan Berbiacara Dengan Aksen Inggris
"Berbicara digital payment, elemen paling penting dari digital transformation. Kontribusi percepatan ke arah ekonomi dan keuangan digital dan itu penting," ujarnya
Menurut Erwin, kehadiran mata uang digital sangat positif jika masyarakat sudah siap dengan transformasi digital. Namun saat ini, BI masih dalam tahap riset lebih lanjut.
"Timing is everything, kami tahap melihat semua, nanti tidak salah desain, salah teknologi," kata Erwin.
Erwin juga menjelaskan bahwa kesalahan desain dapat menimbulkan disrupsi masyarakat yang tidak mau untuk menyimpan uang di bank. Selain itu juga terdapat ancaman siber pada saat semua orang bergantung pada jaringan internet.***
Baca Juga: Kesehatan Mental Selama Pandemi Jadi Isu Penting, Simak Cara Mengatasi Paranoid Selama Pandemi