Berikut Cara Bank DBS Proteksi Nasabah dari Cyber Crime Hingga Raih Penghargaan

- 20 Oktober 2020, 11:25 WIB
 JLL Property Indonesia - JLL Indonesia DBS Bank Tower (Ciputra World Jakarta 1)
JLL Property Indonesia - JLL Indonesia DBS Bank Tower (Ciputra World Jakarta 1) /DBS Bank Tower adalah bagian dari kompleks Ciputra World One/Foto: https://property.jll.co.id/

JAKSELNEWS.COM - Bank DBS meraih penghargaan sebagai Bank Teraman di Asia atau The Asia's Safest Bank dari Global Finance. Rahasia Bank DBS bisa mempertahankan gelar tersebut selama belasan tahun berturut-turut. 

Seperti yang diketahui, bahwa kejahatan siber seperti pembobolan dana dan bocornya data pribadi sangat sering terjadi kepada nasabah. Meskipun begitu, risiko tersebut bukan berarti tidak bisa diantisipasi dengan kecanggihan teknologi itu pula.

Bank DBS sendiri memiliki Digibank by DBS sebagai produk digital banking-nya. Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto menjelaskan bahwa bank menjaga keamanan digital dari awal seseorang menjadi nasabah. 

Verifikasi nasabahnya berbasis biometrik ; hasil kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).

"Dalam proses KYC (Know your customer), kami memastikan nasabah tersebut adalah individu yang sesuai atau sebenarnya dengan menggunakan E-KTP dan verifikasi biometrik dengan sidik jari," kata Leonardo Koesmanto kepada redaksi Warta Ekonomi belum lama ini. Dikutip jakselnews.com dari Warta Ekonomi.

Bocorannya, saat ini Bank DBS telah mengembangkan teknologi face recognition sebagai metode verifikasi nasabah yang lebih mudah dan lebih aman. Sistem ini akan segera diimplementasikan usai mendapat restu dari regulator.

"Yang kami harapkan setelah mendapat persetujuan regulator, dapat memberikan akses kepada nasabah yang lebih luas, lebih mudah, serta lebih aman," ucap Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto.

Sementara dalam bertransaksi perbankan, DBS menerapkan prinsip verifikasi 2 langkah atau two factor authentication (2FA). Bank menggunakan teknologi soft-token sehingga dapat dipastikan transaksi dilakukan di perangkat yang benar dan tidak diretas dari perangkat lain.

"Dengan soft token yang sudah tertanam di dalam aplikasi digibank by DBS yang memungkinkan transaction authentication dapat dilakukan secara transparan tanpa perlu tambahan OTP (One Time Password) atau pun hard token lagi," jelasnya.

Bank DBS juga melakukan evaluasi terus-menerus mengenai tren keamanan siber, mengamati pola modusnya, dan mengembangkan monitoring logic untuk meminimalisir impact fraud jika ada.

Selain teknologi dari sisi bank, Leonardo Koesmanto mengingatkan pentingnya bagi nasabah untuk menjaga data pribadi mereka. Seperti analog rumah yang dipasang banyak gembok, alarm, dan CCTV, tapi jika pelaku kejahatan diberikan kunci pintu masuk atau diberikan akses maka mereka masih tetap bisa masuk rumah.

"Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia bersama dengan rekan-rekan di industri perbankan secara aktif mengedukasi para nasabah tentang pentingnya menjaga informasi pribadi seperti login, password dan OTP" kata Leonardo Koesmanto.

Sementara saat ditanya mengenai langkah-langkah yang dilakukan apabila terjadi kasus pembobolan dana atau pembocoran data pribadi, Leonardo mengatakan bahwa perlu ada regulasi yang memadai mengenai penggunaan data pemanfaatan teknologi terkini untuk keperluan KYC dan keamanan siber.

"Untuk menghadapi risiko penggunaan data, KYC dan cyber crime ini, kerjasama antar institusi juga menjadi sangat kritikal," ujarnya Leonardo.

Edukasi terkait proteksi kerahasiaan data seperti data PIN atau ini dilakukan, baik di dalam aplikasi maupun melalui berbagai media di luar aplikasi.

Di dalam aplikasi, bank memberikan kondisi bahwa password yang digunakan harus memenuhi syarat tertentu agar tidak mudah ditebak oleh orang lain. Sedangkan, diluar aplikasi, edukasi dilakukan melalui event-event virtual maupun melalui media sosial, serta distribusi SMS dan email secara berkala.

Leonardo Koesmanto mengatakan, bahwa berbagai konten mengenai keamanan bertransaksi digital akan terus-menerus dikomunikasikan.

DBS juga memiliki sistem untuk mengawasi transaksi yang dicurigai Fraud dan aktivitas akun yang beresiko tinggi untuk dapat segera memberi peringatan kepada nasabah yang mungkin terkena transaksi fraud dan akses akun yang tidak sah seperti pengambilalihan akun saat nasabah terkena modus penipuan.

Leonardo Koesmanto memastikan bahwa, "selain kami terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana yang disimpan di Digibank dijamin pula oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),".***

Editor: Husain F.P

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah