Fakta Kelainan Hipospadia yang Ada pada Tubuh Aprilia Manganang

- 10 Maret 2021, 11:08 WIB
Mantan atlet Voli Aprilia Manganang
Mantan atlet Voli Aprilia Manganang /Instagram @manganang92/

JAKSELNEWS.COM - Mantan atlet voli wanita, Aprilia Manganang dinyatakan mengidap kelainan hipospadia. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan medis intensif yang dilakukan Serda Manganang di RSPAD Gatot Subroto belum lama ini.

Lalu apa sebetulnya kelainan ini? Mengutip dari laman Wikipedia, hipospadia adalah kondisi dimana ketika lubang kencing penis ada pada bagian bawah dan bukannya di ujung.

Hipospadia sebetulnya jarang sekali terjadi, kecuali pada bayi yang memang memiliki riwayat keturunan kelainan tersebut dari anggota keluarga lainnya. Kondisi ini biasanya memerlukan operasi perbaikan untuk memulihkan aliran urine yang benar. Hal ini biasanya dilakukan sebelum usia 18 bulan.

Gejala yang ada pada kelainan ini juga berbeda-beda. Akibat letak lubang penis yang tidak normal, penderita hipospadia akan mengalami banyak gejala. Pertama, percikan urine tidak normal saat buang air kecil. Kemudian, kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis, dan yang terakhir bentuk penis melengkung ke bawah.

Lalu apa yang menjadi penyebab seseorang menderita kelainan ini? Menurut sebuah jurnal kesehatan, hipospadia bisa terjadi ketika selama di kandungan saluran uretra bayi tersebut mengalami gangguan.

Gangguan tersebut diantaranya terjadi selama masa kehamilan. Seperti hamil di usia yang cukup tua, atau diatas 38 tahun. Bisa juga sang ibu saat mengandung diketahui mengidap diabetes. Selain itu, faktor lainnya adalah adanya keturunan dari keluarga lain yang sebelumnya mengalami hipospadia.

Pada beberapa kasus ringan, kelainan ini tidak memerlukan operasi. Tetapi pada beberapa kasus, termasuk yang dialami Aprilia Manganang memerlukan tindakan operasi. Yakni untuk memperbaiki posisi uretra dan meluruskan bentuk penis.

Setelah proses pembedahan, banyak dari mereka mengatakan tidak nyaman di bagian penis. Ahli bedah juga memberikan kateter agar urin bisa mengalir seraya menunggu penis membaik. Idealnya memang operasi ini dilakukan pada usia 6-12 bulan.

Meski hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi kelainan ini membuat penderita merasa tidak nyaman. Ini tentu disebabkan karena bentuk penis yang bengkok, memiliki masalah dengan ejakulasi hingga kesulitan ketika buang air kecil karena urin akan menyemprot kemana-mana. Untuk itulah operasi perlu dilakukan jika penderita merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti itu. ***

Editor: Winda Destiana Putri


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x