Tari Saman - Mengenal Sejarah dan Keunikan Berserta Makna Fungsinnya

- 15 Desember 2021, 23:28 WIB
Tari Samar di Lokop, Aceh, pada era kolonialisme Belanda (Tropenmuseum/https://www.tropenmuseum.nl/)
Tari Samar di Lokop, Aceh, pada era kolonialisme Belanda (Tropenmuseum/https://www.tropenmuseum.nl/) /Tari Samar di Lokop, Aceh, pada era kolonialisme Belanda (Tropenmuseum/https://www.tropenmuseum.nl/)

JAKSELNEWS.COM -  Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang merupakan salah satu etnis paling tua di kawasan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Biasa tarian ini di tampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. 

Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011

Tari Saman Berasal Dari Aceh

Tari ini berasal dari Aceh tepatnya Suku Gayo. Tarian ini biasa ditampilkan saat perayaan atau acara penting serta pada hari peringatan Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dulu, tarian ini hanya dilakukan oleh para lelaki saja karena pada zaman dulu wanita tidak boleh melenggak-lenggokkan badannya. 

Baca Juga: Film Begadang Rendang Ajak Penonton Merasakan Budaya Sumatera Barat

Sejarah tari ini diawali ketika pada tahun XIV Masehi. Seorang ulama dari Dataran Gayo bernama Syeh Salman menciptakan tari tersebut. Awalnya, tarian ini hanya dianggap sebagai sebuah permainan rakyat bernama Pok Ane. Melihat minat masyarakat yang begitu tinggi terhadap permainan tersebut, maka Syeikh Saman memiliki ide cemerlang di pikirannya. Ide yang muncul di kepalanya berupa keinginannya untuk menyisipkan syair pujian kepada Tuhan seluruh makhluk, yaitu Allah SWT yang sesuai dengan gerakan dari Pok Ane tersebut.

Alhasil, upaya dari Syeikh Saman tersebut berhasil direalisasikan dimana pada tari ini kemudian berkembang pesat dengan tambahan syair-syair berisi pujian kepada Allah SWT dan diiringi tepukan dari para penari. Berkat syair pujian yang disisipkan, tarian tersebut  juga mengalami perkembangan dari permainan rakyat menjadi media dakwah saat itu. 

Tarian ini sering ditampilkan di bawah sebuah kolong Meunasah yaitu sejenis surau panggung. Seiring berkembangnya waktu, tarian ini juga ditampilkan di acara-acara umum selain perayaan adat (acara hajatan, ulang tahun, konser, bahkan acara kenegaraan). Untuk tempat pelaksanaannya juga lebih beragam, bisa di rumah, gedung maupun panggung. Namun tari ini juga masih menjadi sarana dakwah.

Baca Juga: Pemerintah Siap Kembangkan Infrastruktur Pariwisata dan Cagar Budaya

Sejarah Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian khas Suku Gayo, Aceh yang dikembangan oleh ulama bernama Syekh Saman pada abad 14 Masehi. Pada awalnya, tarian ini hanyalah permainan rakyat yang dikenal dengan nama Pok Ane. Kemudian diakulturasikan dengan budaya Islam yang mulai masuk ke Aceh.

Meskipun di masa awal Pok Ane hanya berfungsi sebagai pelengkap, tapi kemudian diubah dalam bentuk nyanyian pujian kepada Allah. Di samping itu, budaya Islam juga turut mengubah beberapa gerakan tarian Saman yang diadopsi dari seni tari masyarakat etnis Minangkabau.

Pada masa Kesultanan Aceh, tarian ini hanya ditampilkan di surau atau masjid pada acara, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, seiring perkembangannya, Saman mulai dipentaskan di berbagai acara yang lebih umum, seperti pernikahan, khitanan, kesenian, dan sebagainya.

Sejak bulan November 2011 lalu, oleh UNESCO tarian Saman sudah terdaftar sebagai satu dari sekian banyak Warisan Budaya tak Benda asal Indonesia. Dalam kancah internasional tarian ini dikenal dengan “Dance of Thousand Hand”, dan masih terus dilestarikan sampai saat ini. 

Baca Juga: Duh, Film Mulan Dinilai Tidak Mencerminkan Budaya Tionghoa?

Gerakan Tari Saman

Seperti yang telah diketahui, biasanya tarian khas Aceh ini ditarikan oleh sekelompok orang yang bahkan mencapai ribuan jumlahnya. Tarian ini menitikberatkan pada gerakan tangan dengan berbagai motif. Meskipun terdapat pengulangan motif gerak yang sama, namun gerakan tersebut dilakukan dengan kecepatan yang berbeda.

Nilai estetik yang berada pada harmoni gerakan menepuk tangan, memukul dada, pangkal paha, dengan lantunan syair yang dinyanyikan oleh para penari. Gerakan-gerakan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian. Simak penjelasan lebih lanjut mengenai gerakan tari saman di bawah ini.

Gerakan pembuka (Persalaman)

Pada gerakan ini, adalah salam pembukaan ketika akan mementaskan tari ini. Posisi para penari dimulai dari saat berdiri dan memberi salam dengan cara meletakkan kedua tangan di depan dada  sembari perlahan-lahan menuju posisi bersimpuh. Ketika dalam keadaan bersimpuh, mereka duduk dengan posisi kedua tangan ditangkupkan di atas paha. Mereka duduk secara bersaf dengan keadaan masing-masing bahu berdempetan antara satu dengan yang lainnya. 

Setelah itu, para penari meletakkan ikat kepala yang mereka kenakan sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjatuh saat melakukan gerakan kepala yang nantinya memiliki tempo cepat. Namun, tidak semua tari saman melakukan hal ini, karena tindakan tersebut tergantung koreografi dari kreatifitas masing-masing. Salam yang dilantunkan berupa kata-kata “laa ilaha illallah” dan “Assalamualaikum” sebagai isyarat kepada penonton bahwa pertunjukan telah dimulai. 

Gerakan inti

Pada bagian inilah penggabungan bermacam gerakan badan dan tangan bersinkronisasi. gerakan tersebut bergantian dari gerakan menepuk dada, paha, dan tangan. Suara yang dihasilkan dari tepukan tersebut juga membentuk irama yang selaras dan bergairah karena kecepatan yang bertambah seiring waktu. Irama tepukan juga dibarengi dengan lantunan syair.

Selain gerakan tangan yang menepuk beberapa bagian badan, juga terdapat pergerakan dari badan itu sendiri. Bentuk gerakan tari saman biasanya ada saatnya badan membungkuk sekitar 45 derajat ke depan dan 40 derajat ke belakang. Ada juga gerakan badan yang dalam posisi setengah berdiri. Selain itu, tidak lupa pula gerakan kepala ke kiri dan ke kanan maupun ke atas dan ke bawah.

Gerakan Penutup

Gerakan penutup dengan posisi badan setengah berdiri ini diikuti dengan posisi tangan yang ditangkupkan di depan dada dan pandangan mata fokus ke depan. Posisi tersebut merupakan bentuk salam penghormatan kepada para penonton yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menonton pertunjukan. Hal tersebut sekaligus sebagai penanda bahwa pementasan tari saman sudah mencapai akhir. Setelah itu, penari duduk kembali dalam keadaan bersimpuh dengan posisi tangan diletakkan di atas paha dan penari mulai meninggalkan panggung pementasan.

Makna Tari Saman

Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan atau dakwah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Pada umumnya, tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan.


Editor: Setiawan R


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini