Ini Alasan Relawan Vaksin Covid-19 Tak Datang Semua pada Suntikan Pertama

12 Agustus 2020, 23:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /

JAKSELNEWS.COM - Kemarin, pada Selasa 11 Agustus 2020, sebanyak 19 relawan vaksin Covid-19 sudah menjalani uji klinis yang diselenggarakan oleh perusahaan Sinovac Biotech. 

Vaksin pertama disuntikan di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjajaran, Jalan Eyckman, Kota Bandung. Penyuntikan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Namun, relawan yang telah mendapat suntikan pertama, tak sama dengan jumlah seharusnya.

Kusnandi Rumli Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), mengungkap alasan tak hadirnya relawan.

Baca juga: Selandia Baru Lockdown Kota Terbesar Setelah 100 Hari Bebas Transmisi Lokal, Apa Yang Terjadi?

"Kemarin kan 21 di-swab, tapi yang datang 19, mungkin yang tadi satu kurang sehat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Kusnandi menjelaskan relawan yang telah mendapatkan suntukan pertama harus kembali disuntik setelah 14 hari.

Sebagaimana dikabarkan laman PR FM News dalam artikel berjudul "19 Relawan di Bandung Mendapat Suntikan Pertama Uji Klinis Vaksin", mereka akan kembali diperiksa di RSP Unpad enam bulan setelah suntikan kedua.

"Jadi habis dua kali suntik diambil darah, terus akhirnya diperiksa lagi darahnya," kata dia.

Setelah disuntik, relawan akan mereaksi dua efek samping pada tubuhnya, yakni lokal dan sistemik.

"Kalau lokal bengkak, berapa besar bengkaknya, nanti kita lihat, kalau sistemik, panas, berapa panasnya, jadi gitu, mereka semua lapor," ucapnya.

Tahap kedua dilewati, ia pun menegaskan uji klinis tahap tiga ini tidak akan mengalami kegagalan

Pasalnya, uji klinis tahap tiga pada sebuah vaksin tidak akan dilaksanakan jika tahap sebelumnya masih menimbulkan efek sampung yang parah.

"Tidak ada orang yang bisa ngomong ini gagal, yang bisa cuma WHO, karena kalau vaksin itu komitmen global, karena akan diberikan kepada semua orang," tegasnya.

"Jadi, yang bertanggung jawab adalah WHO. Makanya (dilakukan) di beberapa tempat (negara)," pungkas Kusnandi.***



Editor: Husain F.P

Sumber: Fix Indonesia PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler