Resesi Indonesia Diprediksi Berlangsung Singkat, Ekonom: Kita Bergerak Ke Arah yang Tepat

23 September 2020, 22:18 WIB
Ilustrasi Resesi /pikiran-rakyat

JAKSELNEWS.COM - Ancaman resesi ekonomi Indonesia sudah ada di depan mata. Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani bahwa pada kuartal III 2020 Indonesia dikonfirmasi akan mengalami resesi.

Resesi sendiri adalah kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan secara signifikan dalam jangka waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Suatu negara dapat dikatakan mengalami kondisi resesi apabila PDB berada di angka negatif. Akibatnya pengangguran akan meningkat. Selain itu, penjualan dalam ritel akan menurun serta terjadi penyusutan pendapatan dalam jangka waktu lama.

Selain Indonesia, Singapura sebelumnya telah menghadapi resesi. Kini Indonesia diprediksi akan segera menghadapi kondisi tersebut.

Pada kuartal II 2020 ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah menunjukkan angka negatif, yaitu minus 5,32 persen. Sementara pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terancam negatif hingga angka 2,9 persen.

Namun seperti dilansir dari Jurnal Presisi dalam artikel Resesi di Indonesia Diprediksi Terjadi Secara Singkat, Simak Penjelasannya mengutip pendapat Ekonom Universitas Airlangga, Gigih Prihantono, S.E., M.S.E bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah bergerak ke arah yang tepat.

Pasalnya resesi kuartal III lebih kecil dari kuartal II. Menurutnya, akan jadi masalah besar jika resesi di kuartal III lebih buruk dibandingkan kuartal II.

"Secara fundamental makro ekonomi, bahwa perekonomian kita itu bergerak ke arah yang tepat. Akan jadi masalah ketika pertumbuhan kita jauh lebih buruk daripada di triwulan kedua" Ujar Gigih. 

Lebih jauh, Gigih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan stagnan di akhir tahun nanti. Posisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan kembali positif di angka 0,1 persen.

Untuk itu, Gigih menyarankan supaya pemerintah menangani masalah resesi ini secara tepat. Ia mengungkapkan agar dana PEN diarahkan pada sektor basis yang mempunyai dampak multiplier tinggi serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi.

Pemerintah juga perlu fokus pada sektor-sektor penting dan menentukan target perlindungan sosial yang jelas dan tepat sasaran.***

Editor: Husain F.P

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler