Wah, Indonesia Akan Menjadi Pusat Covid-19 Dunia? Ini Penjelasannya Menurut IDI!

- 18 September 2020, 15:40 WIB
Ilustrasi Covid 19
Ilustrasi Covid 19 /pikiran-rakyat/

JAKSELNEWS.COM - Pandemi virus Covid-19 yang hingga kini masih melanda Indonesia nyatanya masih belum mencapai puncak pandemi gelombang pertama. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi.

Jika memang angka terinfeksi dan korban yang berjatuhan terus menerus melonjak, maka bukan hal yang tidak mungkin kedepannya Indonesia jadi episentrum Covid-19 dunia.

Sampai kemarin, Kamis 17 September 2020, kasus positif virus corona di Indonesia saja mencapai 232.628 orang secara kumulatif. Dari jumlah tersebut, 166.686 orang sembuh, 9.222 orang meninggal dunia, dan 56.720 orang lainnya dalam perawatan.

"Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum Covid dunia, yang mana akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita," jelas Adib. 

Dilansir Jakselnews.com dari artikel Pikiran-Rakyat.com berjudul Indonesia Diprediksi Jadi Pusat Covid-19 Dunia, Ini Beberapa Hal yang Mungkin Terjadi Menurut IDI, Adib tersebut juga menyebut bahwa kematian ratusan dokter dan tenaga kesehatan Indonesia selama pandemi virus corona turut menambah pekerjaan besar pihaknya untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan yang proporsional.

Per Kamis 17 September 2020, dokter yang meninggal terpapar Covid-19 sudah mencapai 117 orang. Para dokter tersebut tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Kematian dokter terbanyak pun di Jawa Timur dan Sumatera Utara.

"Angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut, Adib yang mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia memahami ada kebutuhan ekonomi yang juga perlu diperhatikan selama pandemi ini. Namun, dia juga mengatakan bahwa masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Pandemi ini tidak akan pernah berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat . Dan hal ini tentunya juga akan berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan namun juga ekonomi secara berkepanjangan," katanya lebih lanjut.

Sementara itu, Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar, mengatakan bahwa jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia selama pandemi Covid-19 ini.

Eka sendiri menyebut hidup disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M yaitu selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan pakai sabun bisa menekan tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19 di semua lapisan.

Eka pula berkata bahwa berdasarkan studi ilmiah yang dipublikasikan di The Lancet, penggunaan alat pelindung diri dalam protokol kesehatan sangat membantu mencegah penularan virus. Menurutnya, menjaga jarak sekitar 1 meter pun dapat mencegah penularan hingga 82 persen.

Kemudian, penggunaan masker sesuai standar dapat mencegah penularan hingga 85 persen. Sementara itu, penggunaan face shield saja hanya mencegah hingga 78 persen.

"Kasus penularan yang tak terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan yang ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar Covid dan sulitnya mencari tempat perawatan," ungkap Eka.

Sebagai data, hingga saat ini DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus positif terbanyak dengan 55.099 kasus. Disusul kemudian Jawa Timur 38.431 kasus, Jawa Tengah 17.913 orang, Jawa Barat 14.591 orang, dan Sulawesi Selatan 13.476 orang.

Editor: Husain F.P

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x