Terkuaknya Kasus Bullying Sederet Artis dan Idol Kpop, Sebenarnya Apa Dampak Bullying?

- 23 Februari 2021, 15:10 WIB
ILUSTRASI// Bullying, sebuah kenangan yang berdampak jangka panjang, tidak hanya bagi korban
ILUSTRASI// Bullying, sebuah kenangan yang berdampak jangka panjang, tidak hanya bagi korban /Pixabay / Gerd Altmann /

JAKSELNEWS.COM – Belakangan, sejumlah artis dan idol asal Korea Selatan mendadak mendapat sorotan setelah pesan dari orang-orang yang mengaku sebagai korban bullying para idol dan artis semasa sekolah terkuak. Mulai dari Jo Byung Gyu, Kim Dong Hee, Park Hye Su, HyunA, Soojin dan Soyeon (G)I-DLE, Kim Sohye, Mingyu SEVENTEEN, Hyunjin STRAY KIDS, Sunwoo THE BOYZ, Chuu LOONA, hingga Kihyun MONSTA X. Lalu, sebenarnya seperti apa dampak jangka panjang bullying atau perundungan?

Tidak hanya para idol dan artis, kasus bullying sebenarnya cukup umum terjadi di masyarakat, yang mayoritas terjadi pada masa sekolah. Bullying atau perundungan merupakan perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap orang lain dengan menunjukkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan antara pelaku dan korban. Umumnya terdapat tiga tipe perundungan, yaitu secara fisik, verbal, maupun sosial.

Nyatanya, bullying bukan saja kasus yang berdampak hanya pada korban, tetapi juga pada pelaku dan saksi dari kejadian bullying. Sebuah penelitian yang dilakukan Marina Camodeca dan Elena Nava pada 2020 menunjukkan jika korban bullying cenderung memiliki faktor risiko terhadap depresi atau gangguan kecemasan. Penelitian yang melibatkan 58 orang dewasa muda yang terlibat dalam bullying sebagai korban, pelaku, atau saksi menunjukkan jika pengalaman sebagai korban maupun saksi dapat diasosiasikan dengan kesulitan dalam regulasi emosi selama masa dewasa.

Korban dari perundungan sosial biasanya lebih sensitif terhadap penolakan, karena biasanya mereka dikucilkan dari kelompok sosial mereka di sekolah. Pola yang hampir sama juga ditunjukkan oleh para saksi dari kejadian bullying yang biasanya merasa simpati terhadap korban, tetapi tidak dapat melakukan apapun karena takut menjadi korban selanjutnya.

Para pelaku bullying biasanya melakukan perundungan karena merasa memiliki kekuatan tertentu sehingga pelaku mungkin merasa dominan ketika melakukan bullying. Pelaku bullying cenderung memiliki sensation seeking, sehingga mereka selalu berusaha mencari kegiatan menegangkan seperti olahraga atau kegiatan ekstrim. Pelaku bullying cenderung kurang sensitif atau menunjukkan empati yang rendah saat melihat tindakan kekerasan atau kejadian yang berkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan, seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Atas dasar apapun, bullying atau perundungan bukanlah sesuatu yang patut dilakukan karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kedudukan dan martabat yang sama. Mengingat dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari bullying, sudah selayaknya masyarakat juga turut andil dalam melakukan berbagai upaya untuk mencegah bullying terjadi.***

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x