Ini 4 Alasan Mengapa Anak Tidak Perlu Dipaksa Memiliki Prestasi Akademik yang Baik

- 3 Maret 2021, 18:10 WIB
ILUSTRASI//Belajar
ILUSTRASI//Belajar /Pixabay.com/StockSnap

 

JAKSELNEWS.COM –  Melihat karakter Kang Ye Suh dalam drama ‘Sky Castle’ atau Ha Eun Byeol dalam drama ‘Penthouse’, tentunya mungkin terasa miris melihat remaja dan orangtua memiliki ambisi dalam pencapaian akademik yang terlalu tinggi. Seringkali, ambisi ini justru berpengaruh buruk pada kesehatan mental anak.

Tekanan dari orangtua terhadap nilai akademik dapat mengakibatkan stres, kecemasan, serta berdampak buruk untuk kesejahteraan (well-being) mereka. Penelitian di Amerika menunjukkan jika 80 persen siswa kadangkala menggantungkan rasa keberhargaan mereka pada nilai akademik.

Hal ini yang justru mempengaruhi kesehatan mental mereka, seperti lebih rentan terhadap stres dan merasa cemas akan nilai akademik. Kecemasan akan nilai dan pencapaian justru dapat menghambat kinerja. Simak empat alasan mengapa anak tidak perlu dipaksa memiliki prestasi akademik yang baik.

 Baca Juga: Waspada Varian Baru Virus Corona B117 Inggris, Berikut Ciri-Cirinya

1. Kecerdasan Emosi dan Spiritual juga penting

Kecerdasan emosi dibutuhkan untuk mengendalikan bagaimana reaksi terhadap suatu kejadian. Sedangkan kecerdasan spiritual memungkinkan pertanyaan-pertanyaan dasar tapi penting tentang kehidupan dan mencari jawaban atas pernyataan tersebut.

Selain kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan spiritual juga penting. Bahkan, berdasarkan penelitian pada lebih dari 160 individu yang bekerja pada berbagai industri, kecerdasan emosi dua kali lebih penting sebagai kontributor terhadap keunggulan ketimbang intelektual dan keahlian saja.

2. Nilai akademis sebenarnya adalah hasil dari kerja keras

Nilai akademis merupakan hasil dari kerja keras, bukan refleksi dari kecerdasan atau kemampuan. Selain itu, nilai akademis juga dapat dipengaruhi oleh kondisi saat pengambilan nilai, kemampuan guru dalam memberikan materi, serta standar dari guru saat mereka memberikan nilai.

Baca Juga: Lirik lagu Salah Benar Dinyanyikan 3 Composers X Rizky Billar Viral di TikTok

3. Menghargai bakat dan kemampuan di bidang lain

Dalam penilaian, sebenarnya tidak hanya evaluative feedback yang menunjukkan penilaian atas hasil kerja, tetapi juga terdapat descriptive feedback yang memberitahu siswa tentang caranya menjadi lebih kompeten. Dalam proses belajar, ada baiknya fokus pada descriptive feedback ketimbang evaluative feedback.

Halaman:

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x