Gawat, Tiongkok Haramkan Siswi Muslim Kenakan Hijab di Sekolah

- 28 September 2020, 18:17 WIB
Tiongkok Undang Para Pemimpin Uni Eropa ke Xinjiang Karena Tuduhan Ini!
Tiongkok Undang Para Pemimpin Uni Eropa ke Xinjiang Karena Tuduhan Ini! /PIXABAY

Aksi Pemerintah Tiongkok terhadap minoritas muslim kembali menjadi sorotan dunia. Baru-baru ini, Pemerintah Tiongkok mengeluarkan aturan larangan mengenakan hijab di dalam sekolah bagi siswi muslim.

Aturan ini tak cuma diwajibkan bagi minoritas muslim di Xinjiang, melainkan juga menyebar ke daerah lain, yakni komunitas kecil di selatan Tiongkok. Di daerah tersebut terdapat komunitas muslim Utsul, yang memiliki sekitar 10 ribu muslim yang berbasis di Sanya, Provins Hainan, yang berjarak 12 ribu kilometer dari Xinjiang.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari SCMP, dokumen Partai Komunis Tiongkok menunjukkan pihak berwenang akan meningkatkan pengawasan terhadap penduduk di lingkungan muslim untuk menyelesaikan masalah dan pembatasan yang lebih ketat pada arsitektur Arab dan agama akan diberlakukan.

Lokasi Muslim Utsul di Sanya, Pulau Hainan, Tiongkok
Lokasi Muslim Utsul di Sanya, Pulau Hainan, Tiongkok Google Maps

Foto dan video yang beredar di media sosial Tiongkok menunjukkan sekelompok remaja muslim mengenakan hijab membaca dari buku teks di luar sekolah dasar sambil dikelilingi oleh petugas polisi.

Pelarangan hijab di sekolah langsung menimbulkan protes keras dari pihak sekolah di lingkungan muslim Utsul.

"Bagi kami hijab adalah bagian yang tidak terpisahkan. Budaya kami, jika kami melepasnya seperti menanggalkan pakaian,” kata seorang pekerja komunitas Utsul, yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut.

 

Pemerintah Tiongkok sering membenarkan perlakuannya terhadap Muslim di Xinjiang, di mana sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa hingga satu juta orang Uighur dan kelompok minoritas lainnya ditahan di pusat-pusat penahanan dengan tuduhan pada serangan teroris sebelumnya.

Pekerja komunitas mengatakan bahwa wanita Utsul yang bekerja di pemerintah kota Sanya atau cabang Partai Komunis Tiongkok setempat juga dilarang mengenakan hijab ke kantor akhir tahun 2019 lalu.

Para pekerja muslim Utsul yang bekerja di pemerintahan atau badan-badan Partai Komunis hanya diberi tahu bahwa hijab itu 'tidak teratur'.

Dokumen Partai Komunis Tiongkok dari tahun 2019 lalu yang dilihat oleh SCMP dan diverifikasi oleh pekerja komunitas menunjukkan bahwa larangan tersebut adalah manifestasi terbaru dari kampanye bersama kepada Sinisisme (paham) di beberapa lingkungan tempat muslim Utsul tinggal, makan, dan berdoa.

Laporan empat halaman itu berjudul 'Dokumen Kerja tentang penguatan tata kelola secara keseluruhan atas Lingkungan Huixin dan Huihui', ditujukan pada dua lingkungan di Sanya yang sebagian besar penduduknya adalah muslim Utsul.

Di antara laporan itu, pemerintah Tiongkok menerapkan aturan yaitu masjid harus mengecilkan ukurannya, dan bangunan dengan 'kecenderungan Arab' akan dilarang.

Aksara Arab juga harus dihapus, bersama dengan karakter Tiongkok seperti 'halal' dan 'Islami'.

Editor: Ardi Soedirjo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x