Network
JAKSELNEWS.COM - Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali melakukan monitoring terhadap sejumlah fasilitas yang rusak pasca unjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja kemarin, Kamis 8 Oktober 2020.
Selama terjadi aksi massa yang menolak UU Ciptaker, wilayah Jakarta Selatan relatif kondusif namun ada dua fasilitas umum yang dirusak oleh massa selama aksi kemarin.
Fasilitas umum yang rusak merupakan fasilitas yang berada di wilayah perbatasan antara Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
“Ada Stasiun MRT Setiabudi Astra dan Halte TransJakarta Karet yang dirusak. Itu berada di wilayah perbatasan antara Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat,” ungkap Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali, dilansir oleh Jakselnews.com, dikutip dari Antara News.
Petugas Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) telah melakukan pembersihan terhadap kerusakan di stasiun MRT dan Halte TransJakarta tersebut.
“Petugas PPSU sudah bekerja membersihkan puing-puing, situasi sudah kondusif, kendaraan sudah bisa melalui rute tersebut,” ujar Marullah.
Selain Halte TransJakarta dan Stasiun MRT massa turut merusak tiang dan sepeda sewaan yang berada di stasiun MRT Setiabudi Astra. Menurut Lurah Karet, Kiki Muhammad, ada sebanyak dua sepeda sewaan yang dirusak dan satu dibakar.
Lebih lanjut, dalam mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyediakan anggaran untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas milik Pemprov DKI Jakarta yang dirusak oleh massa. Anggaran yang disediakan oleh Anies sebesar Rp25 Miliar.
Menurut data yang didapatkan dari manajemen TransJakarta ada sebanyak 18 halte yang rusak dan dibakar oleh massa aksi kemarin. Sebanyak 10 halte mengalami kerusakan parah dan delapan halte dibakar.
Artikel Rekomendasi