Mendikbud Khawatir Pernikahan Dini, Ternyata Ini Faktanya Selama Pandemi

- 6 April 2021, 20:00 WIB
Pernikahan Anak Selama Pandemi jadi Kekhawatiran Mendikbud Nadiem Makarim
Pernikahan Anak Selama Pandemi jadi Kekhawatiran Mendikbud Nadiem Makarim /Pixabay.com/blickpixel.

Pernikahan dini pada anak dan remaja dinilai memiliki sejumlah dampak buruk yang luas pada berbagai aspek. Kehamilan pada usia di bawah 15 tahun berisiko 5 kali lebih besar terhadap kematian dibandingkan kehamilan pada usia 20an tahun. 

Sebanyak 60% kelahiran anak pada pernikahan dini juga berisiko meninggal pada tahun pertama kehidupan. Selain itu, kesiapan mental pada masing-masing pasangan anak juga memungkinkan terjadinya kekerasan dan risiko penyakit menular seksual karena pendidikan seks yang masih kurang. 

Baca Juga: Apple Tolak Aplikasi yang Gunakan Data Pengguna Tanpa Persetujuan

Sementara itu, menurut Wyatt Fisher, seorang Psikolog dan Founder dari 'Christian Crush' menyebutkan jika idealnya seseorang menikah pada waktu yang tepat, yaitu sekitar usia 20-an. Saat itu biasanya setiap individu telah mencapai tujuan hidup, karir, dan pendidikan. 

Selain itu, dari segi neurologis, otak manusia telah sepenuhnya berkembang pada usia 25 tahun. Mengalami banyak konflik dan stresor bersama pasangan, individu pada usia 20an lebih siap menikah setelah memiliki strategi pengelolaan konflik bersama yang lebih baik. 

Dengan melihat peningkatan pernikahan anak selama pandemi, tak heran jika Mendikbud Nadiem Makarim berupaya untuk mengadakan kembali sekolah tatap muka. Semoga yang terbaik saja ya untuk Indonesia!***

 

 

 

Halaman:

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x