Indonesia Hadapi Ancaman La Nina dan IOD Negatif, Bagaimana Penjelasannya?

- 15 Oktober 2020, 21:12 WIB
Ilustrasi fenomena La Nina menyebabkan curah hujan tinggi.
Ilustrasi fenomena La Nina menyebabkan curah hujan tinggi. /Pixabay.com/David Mark

JAKSELNEWS.COM - Fenomena La Nina dikabarkan akan segera dihadapi oleh Indonesia. Dalam rangka mengantisipasinya, Presiden Joko Widodo menggelar Rapat Terbatas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Istana Merdeka pada Selasa, 13 Oktober 2020 lalu.

Rapat tersebut diadakan untuk membangun langkah koordinasi persiapan antisipasi berbagai dampak yang mungkin ditimbulkan karena peningkatan curah hujan di Indonesia akibat fenomena La Nina.

Lantas apa sebenarnya fenomena La Nina itu dan bagaimana dampaknya? 

Menurut penjelasan Prakirawan Cuaca BMKG Kota Bandung, Yan Firdaus Permadhi kepada PORTAL JEMBER dalam artikel Selain La Nina, Indonesia Juga Hadapi Fenomena IOD Negatif. Begini Definisi dan Dampaknya La Nina disebut sebagai fenomena anomali iklim berskala global.

"La Nina adalah fenomena anomali iklim berskala global. Suhu permukaan laut Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur lebih lebih dingin daripada kondisi normalnya," ujar Yan pada Rabu, 14 Oktober 2020.

"Perubahan suhu permukaan laut tersebut juga diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya, berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat dari kondisi normalnya," tambah Yan.

"Sehingga dampaknya adalah meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia atau tepatnya di Indonesian Maritime Continent," imbuhnya.

Selain fenomena La Nina, Yan juga memaparkan bahwa akan ada fenomena IOD negatif.

"IOD adalah Indian Ocean Dipole, yaitu fenomena lautan atmosfer di daerah ekuator Samudra Hindia yang mempengaruhi iklim di Indonesia dan negara-negara lain yang berada di sekitar cekungan (basin) Samudra Hindia," kata Yan.

Halaman:

Editor: Husain F.P

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini