Persuasi, Pengertian, Tujuan, Ciri-ciri dan Jenisnya

- 6 Oktober 2021, 11:20 WIB
Ilustrasi MenulisSegera Daftar Total Hadiah 50 Juta Rupiah! Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia
Ilustrasi MenulisSegera Daftar Total Hadiah 50 Juta Rupiah! Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia /Pixabay
  1. Kunci dalam penulisan teks persuasi adalah empati. Penulis harus memahami keinginan pembaca dan mampu melihat sudut pandang mereka.
  2. Fokus pada audiens, bukan pada lawan
  3. Less is more. Andy Stanley dalam Communicating for a Change (2008)  menegaskan bahwa lebih sedikit adalah lebih baik dalam hal seni persuasi. Caranya, menciptakan satu frasa yang akan lama diingat orang setelah mereka membaca. 
  4. Akhiri dengan harapan. Pembaca yang melihat harapan dari suatu masalah lebih cenderung mengambil tindakan daripada yang putus asa tentang suatu masalah.

Motivasi dan Fakta

Keterampilan menulis karangan persuasi tergolong keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Hal tersebut dikarenakan penulis persuasi harus mampu memengaruhi pembaca agar percaya dan bersikap sesuai apa yang diungkapkannya.

Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan harus disertai dengan fakta-fakta yang mendukung dan membuktikan gagasan-gagasan penulisnya sehingga dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang luas agar penulis mampu meyakinkan pembaca terhadap isi tulisannya.

Nah, salah satu motivasi untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan persuasi siswa adalah menerapkan pendekatan kontekstual dan media iklan layanan masyarakat dalam pembelajaran menulis karangan persuasi.

Pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu siswa dapat menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif.

Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Dengan pendekatan kontekstual, proses belajar mengajar akan terasa lebih hidup. Siswa akan merasa lebih dilibatkan, sedangkan guru hanya sebagai mediator dan fasilitator.

Siswa akan mengetahui betapa bermanfaatnya materi pelajaran yang dipelajari untuk kehidupan mereka di masyarakat.

Berdasarkan pengamatan di kelas, proses pembelajaran menulis karangan persuasi dilakukan dengan ceramah dan hanya menjelaskan materi menulis karangan persuasi dengan disertai contoh.

Hal ini berdampak pada motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, perilaku sebagian besar siswa masih belum menunjukkan perilaku yang positif ketika pembelajaran berlangsung.

Halaman:

Editor: Husain F.P


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x