JAKSELNEWS.COM - Tindakan yang dilakukan militer Myanmar dalam memperingati Hari Angkatan Bersenjata dikecam oleh Uni Eropa. Persatuan negara tersebut menyebut tindakan bar-bar yang dilakukan junta sangatlah memalukan.
Hal ini dikatakan oleh Josep Borrel selaku Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa bahwa pertumpahan darah di Myanmar pada Sabtu lalu tidaklah manusiawi. Borrel menyebut Myanmar sebagai negara mengerikan dan memalukan.
"Jauh dari merayakan, militer Myanmar kemarin telah membuat hari yang mengerikan dan memalukan," kata Josep Borrell dalam sebuah pernyataan mengutip AFP Senin (29/3).
Kecaman itu muncul setelah kepala pertahanan 12 negara termasuk AS, Inggris, Jepang, dan Australia mengecam perbuatan militer Myanmar.
"Seorang militer profesional mengikuti standar perilaku internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi, bukan merugikan orang-orang yang dilayaninya," tambah dia.
Borrel juga mendesak junta Myanmar untuk menghentikan aksi keji mereka dan bekerja memulihkan kondisi di negaranya.
"Kami mendesak Angkatan Bersenjata Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan bekerja untuk memulihkan rasa hormat serta kredibilitas dengan rakyat yang telah hilang melalui tindakannya," sambung Borrel.
Menurut aktivis, jumlah korban tewas akibat tindakan keras sejak kudeta telah meningkat menjadi sedikitnya 423 orang.
Terlepas dari bahaya, pengunjuk rasa kembali turun ke jalan pada hari Minggu (28/3) di beberapa bagian Yangon termasuk Hlaing, dan di kota Dawei, Bago, Myingyan dan Monywa.
Artikel Rekomendasi