Junta Myanmar Bunuh Ratusan Orang, Uni Eropa: Ini Sangat Mengerikan!

- 29 Maret 2021, 13:50 WIB
Pengunjuk rasa anti-kudeta berjalan di belakang barikade saat api membakar di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar 16 Maret 2021.
Pengunjuk rasa anti-kudeta berjalan di belakang barikade saat api membakar di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar 16 Maret 2021. /REUTERS/Stringer

Media yang dikelola pemerintah mengkonfirmasi dua pria dan dua wanita tewas di Monywa pada hari Minggu kemarin. Ada juga kematian di Myingyan yang menewaskan satu wanita dan dua lainnya luka-luka.

"Di Hlaing, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun kehilangan tangan dalam ledakan ketika mencoba melempar granat yang dilemparkan pasukan keamanan ke pengunjuk rasa," kata seorang petugas penyelamat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan jumlah korban tewas pada hari Sabtu menjadi 107 orang - termasuk tujuh anak tetapi diperkirakan akan meningkat lebih lanjut.

"Tindakan memalukan, pengecut, serta brutal yang dilakukan militer bersama polisi sangat keterlaluan. Mereka menembaki pengunjuk rasa saat melarikan diri, dan bahkan mereka tidak menyelamatkan anak-anak kecil," kata utusan PBB Alice Wairimu Nderitu dan Michelle Bachelet dalam sebuah pernyataan.

Henrietta Fore, direktur eksekutif badan anak PBB UNICEF, mengatakan 10 anak dilaporkan telah ditembak dan dibunuh pada hari Sabtu.

"Selain dampak langsung dari kekerasan, konsekuensi jangka panjang dari krisis bagi anak-anak negara bisa menjadi bencana besar," kata Fore dalam sebuah pernyataan. ***

Halaman:

Editor: Winda Destiana Putri


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x